PARBOABOA, Pematangsiantar - Calon presiden (Capres) petahana Prancis, Emmanuel Macron, mengecam larangan hijab yang bakal diterapkan lawannya dalam Pemilu, Marine La Pen.
Dilansir Associated Press, Kamis (21/4/2022), kecaman itu dilontarkan Macron dalam debat Capres di La Plaine-Saint-Denis, pinggiran Kota Paris, Rabu waktu setempat. Ia menyebut kebijakan Le Pen itu bisa memicu perang saudara.
"Anda akan menyebabkan perang saudara, Bu Le Pen. Berapa banyak polisi yang harus mengejar perempuan ketika larangan berhijab diterapkan nanti? Saya mempertanyakan ini dengan tulus," kata Macron dalam debat yang disiarkan televisi nasional itu.
Le Pen memang kembali menegaskan niat kontroversialnya melarang penggunaan hijab dalam debat tersebut.
"Saya ingin melarang kerudung di ruang publik. Saya pikir hijab adalah seragam yang dikenakan oleh orang Islam radikal," ucap Le Pen mempertahankan rencananya itu.
"Tapi saya bukan ingin melawan Islam," katanya menambahkan seperti dikutip AFP.
Selain itu, Macron juga menuduh Le Pen sebagai antek-antek Presiden Rusia, Vladimir Putin. Presiden 44 tahun itu membuka fakta bahwa Partai Nasional Le Pen pernah meminjam dana besar dari bank Rusia pada 2017.
"Anda amat bergantung dari Rusia, Anda amat bergantung dari Putin," ujar Macron kepada Le Pen, seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan Macron terlontar setelah Le Pen mengecam agresi Rusia di Ukraina. Namun, Macron menilai Le Pen bisa menjadi boneka Putin jika menjadi Presiden Prancis.
"Banyak sekali pilihan Anda bisa dijelaskan dengan ketergantungan ini," ujar Macron.
Macron juga menuding Le Pen bakal mengarahkan Prancis keluar dari Eropa dan merapat ke Rusia karena utang budi.
Meski demikian, Le Pen menolak tuduhan tersebut. "Saya seorang wanita yang benar-benar bebas dan mandiri," tutur Le Pen.