PARBOABOA – Ratusan balon berisi sampah kembali melayang dari Korea Utara ke perbatasan Korea Selatan pada Senin (24/06/2024) malam.
Dilansir dari AFP, Selasa (25/06/2024), Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan sebanyak 350 balon udara berisi kotoran itu dikirimkan oleh Pyongyang pada malam hari.
Dari sekitar 350 balon itu, 100 balon di antaranya mendarat di Korea Selatan, khususnya di wilayah Gyeonggi utara dan ibu kota Korea Selatan yaitu Seoul.
Dari pengamatan JCS, kantong yang menempal pada ratusan balon itu sebagian besar berisi limbah kertas. Walau begitu, ratusan balon itu diprediksi tidak membahayakan keselamatan masyarakat setempat.
“Militer Korea Selatan siap untuk segera melakukan perang psikologis. Semuanya tergantung pada apa yang dilakukan oleh Korea Utara,” pernyataan JCS yang dikutip AFP.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengungkapkan, balon isi sampah yang dikirimkan oleh Korea Utara adalah bentuk provokasi tercela dan tidak logis.
Pihaknya akan mempertahankan sikap untuk memastikan Korea Utara tidak akan berani menantang Korea Selatan dalam kondisi apa pun. Korea Selatan juga akan merespon dengan tegas setiap provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara.
Pihak Korea Selatan mengungkapkan penyelidikan isi dari ratusan balon yang dikirimkan oleh Korea Utara dalam sebulan terakhir.
Korea Selatan juga mengerahkan unit bahan peledak militer dan senjata kimia serta biologis untuk memeriksa ratusan balon tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ratusan balon itu berisi pupuk kandang hingga kotoran manusia yang mengandung parasit dan DNA.
Selain itu, ada juga beberapa sampah lainnya seperti pakaian bekas hingga barang bergambar karakter kartun Hello Kitty.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan melaporkan, barang-barang yang ada dalam balon itu berupa pakaian sumbangan dari Korea Selatan yang telah dirobek atau dipotong-potong.
Ada juga beberapa balon berisi sampah berupa pakaian bekas bergambar Mickey Mouse, Winnie the Pooh dan Hello Kitty.
Selain itu juga ada sarung tangan, kaus kaki, pakaian anak, masker kain dan dua kemeja yang dijahit menjadi satu.
Diketahui sebelumnya, Korea Utara mulai kembali mengirimkan ratusan balon propaganda ke perbatasan Korea Selatan sejak akhir bulan Mei lalu.
Hal ini membuat hubungan kedua negara yang sempat membaik itu renggang kembali. Sementara itu, Korea Utara mengklaim bahwa pengiriman ratusan balon sampah itu merupakan balasan kampanye propaganda dari aktivis atau pembelot Korea Selatan.
“Kami membiarkan warga Korea Selatan merasakan betapa kotornya negara itu dan betapa besar upaya bersama yang diperlukan untuk membersihkan sampah yang berserakan,” tutur Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara, Kim Kang Il.
Perang propaganda seperti ini sudah dilakukan kedua negara sejak tahun 1950-an selama perang Korea.
Korea Utara amat menghindari propaganda ini karena tidak ingin tentara dan masyarakatnya terpengaruh hingga mengubah pandangan mereka mengenai sistem negara terisolasi itu.