Kuil Buddha di Thailand Kosong usai Para Biksu Positif Narkoba

Ilustrasi. Biksu di Thailand positif nakoba. (Foto: Istock/Fred Froese)

PARBOABOA, Jakarta – Sebuah kuil di Provinsi Phetchabun, bagian utara Thailand, saat ini kosong tanpa keberadaan biksu di dalamnya, usai empat biksu dinyatakan positif menggunakan narkoba.

Seperti dilansir dari AFP, pada Kamis (01/12/2022), Pejabat setempat Boonlert Thintapthai mengatakan, salah satu dari keempat biksu itu adalah seorang kepala biara. Keempatnya dinyatakan positif menggunakan metamfetamin, yaitu zat yang terkandung dalam narkotika jenis sabu.

Boonlert Thintapthai menyatakan, keempat biksu tersebut telah dikirim ke fasilitas kesehatan untuk menjalani rehabilitasi. Maka dari itu, sampai saat ini kuil tersebut menjadi kosong.

“Kuil sekarang sudah kosong karena tidak ada lagi biksunya dan penduduk desa terdekat khawatir tidak bisa berderma,” kata Boonlert Thintapthai, dikutip dari AFP, Kamis (01/12/2022).

Derma adalah praktik penting dalam ajaran Buddha. Merupakan salah satu pelayanan kebijakan yang menyumbangkan makanan kepada para biksu. Hal ini dianggap sebagai salah satu perbuatan baik yang mendatangkan pahala.

Akan tetapi, Boonlert Thintapthai menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah meminta bantuan kepada kepala biara di kawasan itu untuk menugaskan beberapa biksu baru ke wihara di distrik Bung Sam Phan.

Lebih lanjut ia menyebutkan, tes massal narkoba ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memberantas perdagangan narkotika. Namun, ia tidak menginformasikan mengapa polisi menargetkan kuil khusus atau biksu tertentu untuk melakukan tes narkoba.

Sebagai informasi, beberapa tahun terakhir ini obat-obatan metamfetamin menjadi masalah besar di Thailand. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kasus narkotika, tahun lalu penyitaan metamfetamin di Thailand mencapai rekor tertinggi.

Diketahui, Thailand sendiri menjadi titik transit utama penjualan metamfetamin. Narkotika datang ke Thailand melalui Laos dikirim dari Myanmar yang merupakan negara produsen metamfetamin terbesar di dunia. Kemudian, metamfetamin dalam bentuk pil tersebut dijual dengan harga 50 Bath atau sekitar Rp22.000.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS