PARBOABOA, Jakarta – DKI Jakarta akan menjadi venue penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 pada September mendatang.
Berbagai hal pun dilakukan untuk menyukseskan acara bertaraf internasional itu. Salah satunya adalah dengan menerapkan WFH (work from home) dan PJJ (pembelajaran jarak jauh).
Namun, penerapan WFH dan PJJ ini tak menyasar pada seluruh kantor maupun sekolah yang ada di Jakarta, tapi hanya untuk fasilitas yang ada di sekitar venue.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyatakan bahwa penerapan WFH dan PJJ merupakan hal yang biasa terjadi apabila ada event tertentu, contohnya KTT ASEAN.
Menurutnya, kebijakan tersebut sekaligus dijadikan sebagai upaya dalam mengurai kemacetan sementara di Ibu Kota, terutama saat acara-acara besar berlangsung.
Pasalnya, indeks kemacetan di DKI Jakarta telah menyentuh angka 53 persen pada tahun 2023. Sehingga, Heru menganggap bahwa kebijakan jangka pendek ini sangat efektif.
Heru Budi menjelaskan jika kebijakan jangka pendek seperti WFH dan PJJ kerap dilakukan oleh negara-negara di dunia.
Hal itu ia ketahui saat masih aktif mendampingi Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) berkeliling dunia.
Selain itu, kebijakan tersebut juga merupakan langkah antisipasi segala sesuatu yang tak diinginkan, dan agar kedua belah pihak, baik masyarakat maupun peserta KTT ASEAN merasa nyaman.
Skema WFH dan PJJ saat KTT ASEAN
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan kerja dari rumah saat KTT ASEAN dengan skema 75 persen WFH dan sisanya WFO (work from office).
Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, skema 75% ini berlaku untuk sejumlah kantor pemerintah yang lokasinya berdekatan dengan tempat penyelenggaraan KTT ASEAN.
Adapun untuk PJJ akan menggunakan skema 50-50 bagi para siswa. Sedangkan untuk tenaga pendidik atau guru tetap hadir dan beraktivitas 100 persen.
Selanjutnya, apabila penyelenggaraan KTT ASEAN berakhir, siswa dapat kembali melakukan pembelajaran tatap muka 100 persen.
KTT ASEAN di Jakarta
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Teuku Faizasyah, menginformasikan bahwa KTT ASEAN ke-43 akan digelar pada 5-7 September 2023 di Jakarta dengan mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".
Berbeda dengan KTT ke-42 di Labuan Bajo sebelumnya, KTT ke-43 yang digelar di Jakarta itu bakal diikuti oleh para pimpinan dari negara-negara mitra ASEAN.
Kini, ASEAN memiliki 12 mitra wicara, yang di antaranya adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris, Uni Eropa, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, India, dan Cina.
Kemudian, ada juga mitra sektoral, yaitu Norwegia, Swiss, Turki, serta Pakistan. Sedangkan dengan Jerman merupakan mitra wicara di bidang pembangunan.