PARBOABOA, Jakarta - Puasa tahun ini menjadi tahun terberat yang dialami Sonia (41), warga yang menjadi korban kebakaran yang terjadi di Depot Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, sebulan lalu.
Baginya, momen berkumpul bersama keluarga tahun ini hanya tinggal angan-angan dan dijalani dengan keprihatinan, karena tidak memiliki tempat tinggal.
Rumah yang sebelumnya ditempati Sonia nyaris ambruk akibat ledakan kebakaran Depot Pertamina Plumpang. Ia bahkan takut jika harus kembali bermukim ke rumah tersebut. Bangunan yang retak dan rapuh bisa sewaktu-waktu mengintai keselamatan siapapun yang ada di dalamnya. Sonia memilih lebih banyak menghabiskan waktu di pengungsian.
"Namun tidak ada privasi, kebersihan tidak terjamin, dan ya, pengap," katanya kepada Parboaboa, Senin (17/4/2023).
Selain itu, Sonia juga harus berbagi ruang dengan ratusan penumpang lain, meski kebutuhan dasar seperti makanan, kesehatan terjamin di sana dan yang terpenting, tidak harus merepotkan saudara.
Saat Ramadan tahun lalu, Sonia dan keluarga biasanya akan menghabiskan waktu bersama. Sementara saat menjelang hari raya seperti minggu-minggu ini, ia akan mulai belanja kebutuhan untuk mengolah makanan buat sajian tamu yang akan datang Lebaran nanti.
“Ya biasanya kalau sudah dekat (Lebaran) gini, kita sudah sibuk di pasar, beli segala macam kebutuhan. Kalo sekarang ya bantu-bantu dapur umum aja,” jelasnya.
Sonia juga masih memikirkan perbaikan rumahnya saat ini, di tengah kekhawatiran berulangnya kebakaran Depot Pertamina, apalagi jarak rumahnya dengan depot cukup dekat.
“Bingung ini mau gimana perbaiki rumahnya, karena Pertamina hanya dikasih Rp5,6 juta untuk tiga bulan. Takut juga nanti kalau sudah diperbaiki, terus meledak lagi gimana? Mau pindah juga gak bisa, bukan orang kaya,” ungkapnya lagi.
Saat ini Sonia lebih banyak meluangkan waktu membantu petugas dan ibu-ibu korban kebakaran Plumpang lainnya di pengungsian.
Editor: Kurnia Ismain