PARBOABOA, Yaman - Ketegangan antara Arab Saudi dengan kelompok Houthi asal Yaman semakin memanas. Sebelumnya kelompok teroris Houthi menjatuhkan pesawat tak berawak di ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi pada Senin (17/1) lalu.
Serangan tersebut sebenarnya langsung mendapat balasan dari angkatan perang Arab Saudi pada hari yang sama. Namun serangan kembali dilakukan oleh koalisi Arab Saudi pada Jumat (21/1).
Serangan kali ini jatuh tepat diatas sebuah lembaga pemasyarakat (Lapas) di Yaman Utara, sehingga menyebabkan 70 orang tahanan meninggal dunia. Namun jumlah korban ini kemungkinan masih akan bertambah, karena banyak tahanan lainnya dalam keadaan terluka parah.
Serangan lainnya juga disebut jatuh di wilayah selatan Yaman tepatnya di Hodeidah. Dikabarkan jika serangan tersebut menyebabkan tiga anak tewas ketika mereka sedang bermain sepak bola, serangan tersebut juga menghantam fasilitas telekomunikasi sehingga internet di wilayah tersebut padam.
Dikutip dari CNN, koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengakui melancarkan serangan udara ke wilayah Sanaa dan Hobeidah pada Jumat (21/1). Dalam pengakuannya, koalisi tersebut mengaku serangan tersebut tidak mengincar warga sipil, melainkan kelompok militer Houthi.
Kecaman dari PBB
Setelah serangan tersebut dikabarkan menewaskan anak-anak, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres langsung menyampaikan kecamannya atas tindakan yang dilakukan koalisi Arab Saudi tersebut. Geuters melalui Juru bicaranya Stephane Dujarric menyerukan agar ketegangan antar kedua negara harus segera dihentikan. Selain itu, Geuters memerintahkan agar penyelidikan atas serangan mematikan ini segera dilakukan.
"Sekretaris Jenderal menyerukan penyelidikan yang cepat, efektif, dan transparan atas insiden-insiden ini untuk memastikan akuntabilitas." Kata Dujarric.
Dujarric kemudian mengungkapkan jika Guterres mengingatkan semua pihak bahwa mereka berkewajiban untuk memastikan bahwa warga sipil dilindungi dari bahaya yang timbul dari operasi militer.