PARBOABOA, Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk menjadikan nama Mustafa Kemal Ataturk salah satu tokoh bangsa Turki sebagai nama jalan di DKI Jakarta.
Pernyataan tersebut, diungkapkan Bamsoet setelah menjamu makan malam Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Sentop dan rombongan di Kediamannya pada Rabu (05/10/2022) kemarin malam.
“Terlepas dari kontroversi yang ada, pemberian nama jalan menggunakan nama tokoh bangsa Turki di Indonesia harus dilihat dalam aspek yang lebih luas. Ini merupakan bagian untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki,” kata Bamsoet kepada wartawan di Jakarta, kamis (06/10/2022).
Selain itu, Bamsoet mengatakan, pemerintah Turki sudah terlebih dahulu memberikan nama jalan di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara dengan nama Proklamator Indonesia yaitu Ahmed Sokarno.
Bamsoet menilai, itu adalah cara tata krama diplomatik atau cara menghormati dengan negara lainnya. Oleh sebab itu, Indonesia akan memberikan nama jalan di Jakarta dengan salah satu nama tokoh bangsa Turki.
Bamsoet juga mengapresiasi berbagai perkembangan hubungan kerjasama Indonesia-Turki di berbagai sektor. Salah satunya, nilai perdagangan pada 2021 naik 51,86 persen yaitu menjadi USD2,01 miliar.
Selain itu, dia juga berharap kedepannya bisa memudahkan tercapainya target perdagangan bilateral sebesar USD10 miliar pada 2023, yang direncanakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Erdogan pada 2017
Bamsoet juga menjelaskan total investasi Turki-Indonesia pada periode 2016-2021 mencapai USD35,16 juta, dan pada periode Januari-Juni 2022 mencapai USD2 juta yang terbesar di sekitar 20 proyek.
Sebelumnya, wacana pemberian nama Ataturk untuk menggantikan nama Jalan Menteng di Jakarta telah mendapat penolakan keras dari rakyat Indonesia, banyak yang menyebut Ataturk tidak mempunyai jasa apapun untuk Indonesia.
Sementara itu, penentangan pemberian nama ini juga datang dari Majelis Ulama Indonesia. Wakil MUI Anwar Abbas menyebut Ataturk merupakan seorang tokoh yang telah mengacak-acak ajaran Islam dengan melakukan hal yang bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Al-Qur'an.