PARBOABOA, Jakarta - Heat wave atau gelombang panas mulai menghantui sejumlah negara di dunia.
Fenomena ini merupakan periode cuaca panas ekstrem yang berkepanjangan.
Di periode tersebut, suhu udara meningkat melebihi rata-rata dalam kurun waktu tertentu. Biasanya terjadi selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut.
Suatu negara bisa dikatakan mengalami gelombang panas jika suhu maksimum melebihi batas statistik dan rata-rata klimatologis.
Misalnya jika suhu normal di suatu negara biasanya hanya mencapai 29-30 derajat celcius setiap harinya.
Di fenomena gelombang panas, suhu tersebut dapat meningkat 4 hingga 5 derajat selama 5 hari berturut atau lebih. .
Bahkan di beberapa negara di Timur Tengah, suhu udara saat gelombang panas dapat melebihi 40 derajat Celsius.
Kondisi ini sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat, menyebabkan berbagai masalah seperti dehidrasi, infeksi saluran pernapasan dan heatstroke atau yaitu peningkatan suhu tubuh secara drastis.
Penyakit-penyakit ini menjadi ancaman serius bagi penduduk di negara-negara yang mengalami gelombang panas.
Di India, lebih dari 40 orang dilaporkan meninggal karena sengatan gelombang panas.
Korban paling banyak berada di negara bagian Odisha, India Timur, disusul negara bagian Rajasthan di Utara India. Termasuk ibu kota New Delhi.
Suhu di sejumlah negara bagian di India itu mencapai 45 derajat Celcius.
Selain India, ada Thailand yang sebelumnya juga melaporkan banyak korban tewas karena fenomena gelombang panas ini.
Adapun Thailand telah lebih dulu mengalami fenomena ini sebulan lalu. Saat itu, sebanyak 60an orang dilaporkan meninggal akibat gelombang panas.
Jumlah korban meninggal paling banyak terjadi di bagian timur laut Thailand, atau pusat pertanian di negeri gajah putih tersebut. Suhu saat itu mencapai 44,2 derajat Celcius.
Masyarakat Thailand pun mendorong pemerintah mengeluarkan peringatan tentang cuaca terik setiap hari.
Terbaru, Inggris menjadi negara yang juga mengalami fenomena gelombang panas.
Mengutip The Mirror, suhu di Inggris mencapai 26 derajat Celcius dalam 48 jam terakhir.
Fenomena ini akan melanda Inggris hingga akhir Juni. Saat itu suhu akan diperkirakan mencapai 30 derajat Celcius.
London, Manchester, Newcastle, Birmingham dan Cardiff akan menjadi kota terpanas di Inggris di periode 26 hingga 28 Juni 2024.
Gelombang panas ini juga menunjukkan bahwa pemanasan global telah memengaruhi iklim di seluruh dunia.
Tak hanya itu, berbagai sektor dan ekosistem juga terkena dampak dari gelombang panas ini.
Seperti kegagalan produksi bahan pokok, sumber air bersih mengering dan meluasnya kebakaran hutan dan lahan.
Di Indonesia sendiri, beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau, terutama di bagian selatan Khatulistiwa yang berpotensi mengalami kekeringan.
Namun belum dipastikan negara ini terimbas fenomena gelombang panas atau tidak.
Menurut situs resmi BMKG, kemarau ini diperkirakan berlangsung hingga akhir September.
Deputi BMKG, Guswanto, dalam keterangannya menyebutkan, meskipun beberapa wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, sebagian lainnya masih dalam tahap peralihan musim.
Sedangkan Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.