PARBOABOA, Jakarta - Di era teknologi yang semakin maju, game online telah menjadi salah satu bentuk hiburan paling populer di kalangan remaja Indonesia.
Dengan akses yang mudah dan berbagai permainan menarik, tak heran jika banyak remaja menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, terbenam dalam dunia virtual.
Namun, dibalik kesenangan ini, terdapat ancaman serius, yaitu kecanduan. Permainan yang seharusnya menjadi sarana untuk bersenang-senang dan melepas penat dapat beralih menjadi kecanduan yang merugikan berbagai aspek kehidupan remaja.
Kecanduan game kini telah diakui sebagai gangguan jiwa oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam draft International Classification of Diseases (2018), yang dikenal sebagai gaming disorder (GD).
Gangguan ini ditandai oleh ketidakmampuan untuk mengontrol keinginan bermain, bahkan ketika ada upaya untuk berhenti.
Kecanduan ini menimbulkan dampak negatif yang tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik dan hubungan sosial remaja.
Penelitian oleh Hodge et al. (2019) menunjukkan bahwa sekitar 10,15% remaja di Indonesia terindikasi mengalami kecanduan game online, sehingga menjadi masalah yang perlu diwaspadai.
Salah satu penyebab utama kecanduan game adalah efek dopamine, hormon yang bertanggung jawab untuk menciptakan rasa bahagia.
Ketika seseorang merasa senang saat bermain game, otak mereka akan melepaskan dopamine. Jika proses ini terjadi berulang kali, otak dapat terprogram untuk menginginkan stimulasi tersebut, yang berujung pada kecanduan.
Akibatnya, remaja yang terjebak dalam kecanduan game seringkali merasakan gejala seperti kecemasan dan kegelisahan ketika tidak dapat bermain, serta kehilangan minat terhadap aktivitas lain.
Dampak kecanduan game tidak hanya terbatas pada kesehatan mental. Banyak remaja mengalami gangguan tidur dan masalah kesehatan lainnya akibat kebiasaan duduk terlalu lama dan mengabaikan aktivitas fisik.
Selain itu, prestasi akademik yang menurun dan ketidakmampuan untuk berinteraksi sosial dengan baik juga menjadi konsekuensi yang umum.
Remaja yang terjebak dalam kecanduan ini cenderung lebih memilih berinteraksi melalui dunia maya ketimbang menjalin hubungan di dunia nyata, yang berdampak negatif pada perkembangan sosial mereka.
Penelitian Setiawan (2020) mengonfirmasi bahwa kecanduan game dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam prestasi akademik.
Untuk mengatasi masalah ini, pencegahan kecanduan game online menjadi langkah yang sangat penting.
Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk menghindari kecanduan:
- Tentukan Batas Waktu Bermain
Remaja sebaiknya menetapkan waktu bermain game dengan jelas, misalnya hanya satu atau dua jam setiap harinya. Dengan menggunakan timer agar bisa membantu mengingat kapan harus berhenti. - Tingkatkan Kesadaran Diri
Memahami dampak negatif dari kecanduan game sangat penting. Remaja perlu mengenali tanda-tanda kecanduan agar bisa mengambil langkah pencegahan sejak dini. Pendidikan tentang dampak negatif game seharusnya menjadi bagian dari kurikulum di sekolah. - Aktivitas Fisik dan Hobi Lain
Mengajak remaja untuk terlibat dalam kegiatan fisik seperti olahraga atau hobi lainnya dapat mengalihkan perhatian mereka dari game. Kegiatan fisik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. - Prioritaskan Kegiatan Harian
Membuat jadwal yang mencakup waktu untuk belajar, bermain, dan beristirahat membantu menjaga keseimbangan. Remaja perlu belajar untuk mengutamakan pendidikan dan kesehatan daripada keinginan bermain game. - Lingkungan yang Mendukung
Orang tua berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang seimbang antara hiburan dan tanggung jawab. Memberikan contoh yang baik dalam menggunakan teknologi dapat membantu remaja mengembangkan kebiasaan sehat. - Diskusi tentang Dampak Game
Mengajak remaja berbicara tentang manfaat dan risiko game online dapat membuka pikiran mereka. Kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik dan hubungan sosial bisa membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik.
Mencegah kecanduan game online bukan hanya soal membatasi waktu bermain, tetapi juga menciptakan kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.
Dengan dukungan dari orang tua dan lingkungan, remaja bisa menikmati permainan tanpa terjebak dalam kecanduan.
Di masa depan, pendidikan tentang kesehatan mental dan dampak penggunaan teknologi seharusnya lebih ditingkatkan untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif game online.
Dengan demikian, keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab sehari-hari akan membentuk mereka menjadi individu yang sehat dan produktif.
Generasi muda pun juga dapat menjalani kehidupan yang penuh warna dan bermakna tanpa terjebak dalam dunia game yang semu.