PARBOABOA, Jakarta – Tahapan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru.
Terbaru, dua kandidat presiden, mengumumkan nama-nama calon wakil presiden mereka di masing-masing partai.
Calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, menetapkan Gubernur Minnesota, Tim Walz, sebagai pendampingnya dalam kontestasi November mendatang.
Harris, melalui media sosial X, pada Selasa (6/08/2024), menyatakan dengan bangga bahwa ia telah meminta Tim Walz untuk mendampinginya.
Ia menjelaskan, sebagai seorang gubernur, pelatih, guru, dan veteran, Walz, jelasnya telah memberikan yang terbaik bagi keluarga pekerja seperti keluarganya.
“Senang rasanya memilikinya di tim kami," tulisnya.
Menyambut pencalonannya, Walz menyatakan bahwa ini merupakan kehormatan seumur hidup untuk bergabung dengan Wakil Presiden AS Harris dalam kampanye PilPres AS.
Ia menegaskan bahwa dirinya akan mengikuti proses ini dengan total.
Menurut Walz , Wakil Presiden Harris telah menunjukkan kepada masyarakat tentang politik mungkin bisa diwujudkan.
“Ini mengingatkan saya sedikit tentang hari pertama sekolah. Jadi, mari kita selesaikan ini, teman-teman! Bergabunglah dengan kami," tulisnya di X.
Lantas dimana posisi Walz dalam konteks pemilu AS?
Seorang Gubernur
Tim Walz (60) adalah Gubernur Minnesota yang ke-41.
Pada 2018, dia pertama kali terpilih sebagai gubernur dan memenangkan pemilihan ulang pada 2022.
Walz, yang lahir di kota kecil di pedesaan Nebraska, memulai karirnya ketika mendaftar di Garda Nasional Angkatan Darat setelah lulus SMA pada usia 17 tahun.
Ia melanjutkan pendidikan di Chadron State College dan meraih gelar ilmu sosial pada 1989.
Setelah lulus, Walz menghabiskan satu tahun mengajar di luar negeri sebelum kembali ke AS untuk bertugas penuh waktu di Garda Nasional Angkatan Darat.
Kemudian, ia menerima posisi mengajar dan melatih di sekolah menengah.
Saat mengajar, Walz bertemu dengan calon istrinya, Gwen Whipple, yang juga mengajar di sekolah yang sama.
Pada 1996, mereka pindah ke Mankato dan bekerja di Mankato West High School.
Selain mengajar studi sosial, Walz juga melatih tim sepak bola Mankato West yang berhasil memenangkan kejuaraan negara bagian pertama sekolah tersebut.
Setelah mengabdi selama 24 tahun dan bertugas di luar negeri dalam Operasi Enduring Freedom, Walz pensiun dari Batalyon Artileri Lapangan 1-125 pada 2005.
Ia memenangkan pemilihan pertama ke Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada 2006 dan terpilih kembali untuk lima periode berikutnya, mewakili Distrik Kongres Pertama Minnesota di Minnesota Selatan.
Dengan pangkat Sersan Mayor Komando, Walz menjadi prajurit berpangkat tertinggi yang pernah bertugas di Kongres.
Sejak bergabung dengan Kongres, Walz fokus pada peningkatan perawatan bagi para veteran negara.
Rochester Post Bulletin menggambarkannya sebagai orang dengan energi tak kenal lelah dan menyatakan bahwa "dia membawa etos kerja seorang prajurit ke DPR".
Selama menjabat sebagai Gubernur Minnesota, Walz meluncurkan sejumlah program unggulan, termasuk penyediaan makanan sekolah gratis untuk siswa, perlindungan hak reproduksi, dan penguatan hak pilih.
Sebagai ayah dari dua anak, ia juga berupaya mewujudkan Minnesota mencapai 100 persen listrik bersih pada 2040, mengurangi pajak untuk kelas menengah, serta memperluas cuti berbayar bagi pekerja Minnesota.
Dalam masa jabatannya sebagai Gubernur, Walz juga memprioritaskan untuk menjadikan Minnesota negara bagian terbaik di AS.
Pro Israel
Selain kebijakan dalam negeri, pendekatan AS terhadap perang di Gaza dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menjadi isu menarik dalam konteks pemilihan ini.
Meskipun gubernur tidak mendikte kebijakan luar negeri, kenyataanya Walz telah menyatakan dukungannya terhadap Israel.
Bahkan ia pernah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk solidaritas terhadap sekutu AS tersebut setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.
Demikian juga saat Walz masih menjadi anggota Kongres, Ia konsisten mengambil posisi pro-Israel.
Ia menjelaskan, Israel merupakan sekutu Amerika yang paling sejati dan paling dekat di kawasan Amerika.
Menurutnya, Israel juga berkomitmen terhadap nilai-nilai kebebasan pribadi dan, “kebebasan itu dikelilingi oleh lingkungan yang cukup sulit," katanya pada 2010.
Namun, pada Maret, hampir 19 persen pemilih Partai Demokrat di Minnesota memberikan suara "tidak berkomitmen".
Mereka melakukan ini untuk memprotes dukungan tanpa syarat dari Presiden Joe Biden terhadap Israel.
Walz menyatakan bahwa ia memahami rasa frustasi yang semakin besar terhadap pendekatan Amerika Serikat.
Lebih lanjut Ia menegaskan, orang-orang yang memberikan suara “tidak berkomitmen” juga memiliki hak untuk didengar.
Orang-orang ini, sambungnya meminta perubahan arah, “mereka meminta lebih banyak tekanan," kata Walz kepada MPR News saat itu.
Ia mengakui, banyak orang frustasi, tetapi baginya itu pertanda baik baginya karena mereka secara aktif terlibat untuk keluar dan memberikan suaranya dan meminta perubahan.
Profesor ilmu politik di George Mason University, Jennifer Victor, mengatakan kepada media Al Jazeera bahwa Walz merupakan pilihan yang menarik.
Dia juga mencatat banyak orang Amerika yang mungkin belum pernah mendengar tentang dia sebelumnya.
Menurut Victor Walz memiliki "getaran Midwestern" yang mudah diterima.
Ia menambahkan, tampaknya Harris telah memilihnya karena atribut-atribut positif ini yang menurutnya dapat membuat tiketnya lebih menarik bagi para pemilih yang mengambang.
Ia juga menyoroti kritik Walz terhadap Partai Republik sebagai hal yang aneh, dan bukannya sebagai ancaman serius bagi demokrasi.
Dia mengatakan bahwa garis pembingkaian ini berbeda dari yang telah digunakan oleh Partai Demokrat untuk melawan Partai Republik di masa lalu.
Walz menurutnya, telah menyampaikannya dengan cara yang lebih ramah dan lebih lembut yang menurutnya beresonansi dengan lebih banyak orang.