PARBOABOA, Pematangsiantar - Jogging, olahraga simpel tanpa peralatan khusus sedang digandrungi di Pematangsiantar.
Masyarakat dari segala usia mulai mengadopsi kebiasaan sehat ini sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Melihat tren positif tersebut, kebutuhan akan jalur-jalur jogging yang nyaman dan ramah di Kota terbesar kedua di Sumut itu harus difasilitasi dengan baik.
Selain itu, tata kotanya harus inovatif dan bersih sehingga menjadi pemandangan yang menawan untuk dinikmati saat berolahraga.
Pengamat Tata Ruang, Marulam Simarmata mengatakan, diminatinya aktivitas joging merupakan cerminan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan.
"Sekarang sudah banyak orang berolahraga. Baik dari kalangan tua maupun muda, aktif jogging pagi maupun sore," kata Marulam kepada Parboaboa Rabu (26/6/2024).
Dulu, jogging sering dilakukan di pagi hari, tetapi kini masyarakat Pematangsiantar melakukannya juga di sore hari. Menurut Marulam, hal ini membutuhkan respons proaktif Pemkot dengan menyediakan lebih banyak jalur jogging.
Di Pematangsiantar, jogging track memang terbatas, hanya ada di Lapangan Merdeka, Lapangan Adam Malik, dan Taman Beo.
Marulam menganjurkan agar setiap kelurahan memiliki fasilitas jogging track sendiri, sehingga warga tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke pusat kota untuk berolahraga.
Anggota DPRD Pematangsiantar, Immanuel Lingga juga menyoroti keberadaan jogging track di kota itu. Sebagai penggemar aktif jogging ia menekankan pentingnya kenyamanan arena jogging.
"Masih ada yang perlu dibenahi, masalah kenyamanan, tempat jogging terkhususnya di Lapangan Merdeka, Lapangan Adam Malik dan Taman Beo, kata Immanuel kepada Parboaboa, Rabu (26/6/2024).
Immanuel menyarankan kalau ada penambahan jalur jogging, perhatian pada fasilitas keamanan harus menjadi prioritas Utama - tidak dibangun asal-asalan.
Dia mencontohkan kondisi di Lapangan Merdeka yang menurutnya bisa sangat berbahaya, terutama terkait dengan besi-besi pagar tanaman yang tajam di pinggir jalur jogging.
"Bagaimana ketika jalan atau berlari, tidak sengaja terkena, bisa tertusuk badan, perut bahkan leher," pungkas Immanuel.
Dalam keterangan terpisah, Kepala Bidang Tata Ruang dan Bangunan Dinas PUTR Pematangsiantar, Henry John Musa Silalahi mengatakan Jogging sebagai bentuk perwujudan konsep Grren City.
Ia menjelaskan, dalam RDTR fokus pembangunan kota berkelanjutan mencakup konsep Green City yang terdiri dari delapan elemen penting.
Kedelapan elemen itu adalah Green planning and design (Perencanaan dan rancangan hijau), Green open space (Ruang terbuka hijau), Green Waste (Pengelolaan sampah hijau), Green transportation (Transportasi hijau), Green energy (Energi hijau) Green water (Manajemen air yang hijau), Green building (Bangunan hijau) dan Green Community (Komunitas hijau).
"Terkait dengan banyaknya masyarakat kota Pematangsiantar yang melakukan aktivitas jogging merupakan perwujudan salah satu konsep Green City," jelas Musa kepada Parboaboa, Jumat (28/6/2024).
Dari delapan unsur di atas kata dia, Pemerintah telah merencanakan penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat digunakan sebagai tempat jogging, bersepeda, dan interaksi sosial.
Namun, ini memerlukan partisipasi aktif dari dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkannya.
Musa mencontohkan jalur jogging di Kota Yogyakarta yang dibangun karena partisipasi semua pihak, termasuk kerja sama dengan beberapa Universitas dengan menyediakan kawasan kampus sebagai fasilitas jogging untuk masyarakat umum.
"Di Pematangsiantar, selain beberapa lokasi jogging seperti Lapangan merdeka, Lapangan Adam Malik dan Taman Beo, ada juga Lapangan Horbo dan Taman Kehati," kata Musa.