PARBOABOA, Jakarta - Dana hibah yang dianggarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk sebuah yayasan yang dikelola oleh ayah dari Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria menjadi sorotan publik.
Dana tersebut tercatat dalam data hasil input komponen Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun 20220. Dana hibah tersebut dianggarkan Dinas Sosial DKI Jakarta melalui rekening "Belanja Hibah Uang kepada Badan dan Lembaga Nirlaba, Sukarela dan Sosial yang Telah Memiliki Surat Keterangan Terdaftar."
Total, ada 78 lembaga nirlaba, sukarela, dan sosial yang dialokasikan menerima dana hibah dari Dinas Sosial DKI Jakarta.
Adapun lembaha penerima hibah tersebesar yaitu: dana hibah untuk Karang Taruna DKI Jakarta sebesar Rp1 miliar. Lalu hibah untuk organisasi non-profit Bunda Pintar Indonesia binaan Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani senilai Rp900 juta.
Kemudian untuk Yayasan Pondok Karya Pembangunan (PKP) sebesar Rp486 juta. Yayasan ini diketuai oleh Amidhan yang merupakan ayah dari Wagub DKI Riza Patria.
Dalam keterangannya Riza Patria mengatakan dana hibah tersebut disalurkan Pemprov untuk biaya makan santri dan bukan untuk pihak yayasan.
"Jadi dana hibah Rp 486 juta bukan untuk yayasan. Dana ini adalah biaya untuk makan siswa atau santri sesuai dengan keinginan yayasan ingin menyiapkan pesantren bagi santri yatim-piatu dan kaum duafa," kata Riza, Kamis (18/11).
Riza memastikan pemberian dana hibah tersebut sesuai aturan dan mengakomodasi kepentingan semua pihak. Dia juga menegaskan bahwa yayasan tersebut bukan milik pribadi, namun didirikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1976. Jadi, dia menegaskan aset di yayasan PKP sepenuhnya milik Pemprov DKI Jakarta.
"Jadi PKP ini bukan yayasan pribadi, bukan yayasan keluarga. dulu PKP ini didirikan oleh Kementerian Agama dan Gubernur DKI, Bang Ali Sadikin. Sampai saat ini aset daripada PKP milik Pemprov," kata Riza.
Soal KH Amidhan Shaberah yang mengelola yayasan, Riza menegaskan ayahnya baru menjabat ketua yayasan 5 tahun terakhir.
Riza menegaskan bahwa yayasan itu sudah mendapatkan bantuan sejak era kepemimpinan Ali Sadikin, Sutiyoso, Ahok, hingga Anies.