PARBOABOA, Simalungun – Kerusakan jalan menuju kawasan wisata Danau Toba, terutama jalur alternatif ke Tigaras, sudah semakin parah.
Tim PARBOABOA ketika mengunjungi Nagori Tigaras menemukan sejumlah titik jalan rusak parah, salah satunya di Dusun III Saragi Ras, di mana jalan tampak berlubang, dan sebagian besar aspalnya telah terkelupas, hanya menyisakan tanah liat.
Situasi ini sudah berlangsung selama dua tahun. Jalan berliku sepanjang 6,4 kilometer yang menuju Tigaras kian sulit dilalui akibat kondisi geografis wilayah yang berada di lembah kaldera Toba.
Saat musim hujan, jalanan menjadi sangat licin, meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengendara motor yang rentan tergelincir. Kondisi ini menambah kekhawatiran di kalangan pengguna jalan dan wisatawan.
Tigaras, yang terletak di Kecamatan Dolok Pardamean, merupakan salah satu destinasi wisata di kaldera Toba yang cukup terkenal di Kabupaten Simalungun.
Data dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Simalungun mencatat Tigaras sebagai salah satu lokasi wisata unggulan di kawasan Danau Toba, bersanding dengan Parapat, Simarjarunjung, dan Sipolha.
Di luar kawasan Danau Toba, beberapa tempat rekreasi lain yang juga menarik perhatian adalah pemandian alam Karang Anyer di Kecamatan Gunung Maligas serta pemandian alam Swembat di Kecamatan Bandar Huluan.
Selama liburan Natal dan Tahun Baru 2024, Tigaras mencatat 6.626 kunjungan wisatawan, menempatkannya di posisi ketiga setelah Parapat dan Simarjarunjung, dengan masing-masing mencatat 16.791 dan 18.716 pengunjung.
Meski memiliki potensi wisata yang besar, kondisi jalan yang buruk menghambat perkembangan sektor pariwisata di kawasan ini.
Pada 2023, Pemerintah Kabupaten Simalungun sempat memperbaiki jalan penghubung antara Kecamatan Dolok Pardamean (Simpang Salbe) dan Kecamatan Haranggaol Horison.
Masyarakat menyambut baik langkah ini, terutama karena jalan sepanjang 12 kilometer di sepanjang pantai tersebut sebelumnya rusak parah. Perbaikan ini juga berdampak positif bagi aktivitas pertanian di wilayah Salbe.
Namun, kawasan tersebut belum mampu menarik lebih banyak wisatawan karena minimnya fasilitas pendukung.
Daniel Sitio (38), warga Tigaras, mengeluhkan situasi yang terjadi di desanya. Ia menjelaskan bahwa jalan yang rusak menjadi satu-satunya akses menuju objek wisata dan pelabuhan penyeberangan di Tigaras.
"Miris juga kami melihatnya, harusnya jangan tunggu sampai hilang aspalnya baru diperbaiki," imbuhnya kepada PARBOABOA, Rabu (2/10/2024).
Sebagai pemilik usaha penginapan di Tigaras, Daniel berharap pemerintah lebih serius dalam memperhatikan pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba.
"Simpang Salbe ke Haranggaol memang bagus jalannya sekarang, tapi Tigaras ini juga perlu segera diperhatikan, selain lebih banyak tempat wisata dan penginapan, ini jalan utama ke Samosir lewat (penyeberangan) danau Toba.”
Bernhard Damanik, anggota DPRD Simalungun, mengakui bahwa kondisi infrastruktur di daerah pemilihannya masih memerlukan perhatian serius.
Politisi Partai Nasdem tersebut menegaskan, selain memperbaiki infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga akan menjadi fokus utama.
"Iya masih banyak PR, DPRD ini kan hanya periodesasi saja, artinya pekerjaan yang belum selesai dan telah dibahas sebelumnya adalah tugas DPRD saat ini, kami tetap komitmen melakukan itu, tentu setelah alat kelengkapan dewan telah terbentuk, " ujarnya saat ditemui PARBOABOA di gedung paripurna, Rabu (25/9/2024).
Tim PARBOABOA telah berusaha menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Simalungun, Hotbinson Damanik, untuk mendapatkan konfirmasi mengenai alokasi anggaran perbaikan jalan di Tigaras serta rencana pelaksanaannya.
Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan yang diberikan.