JALUR GAZA, Parboaboa – Pasukan Israel melakukan penyerangan besar-besaran pertama di Gaza pada Selasa sekitar pukul 02.30 dini hari waktu setempat. Ini adalah serangan pertama sejak gencatan senjata dengan Hamas dua bulan lalu. Tindakan tersebut dilakukan atas restu Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sudah lebih dari 400 warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan Israel tersebut dan puluhan lainnya terluka, demikian menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza.
Militer Israel melalui Telegram, sebagimana dilaporkan the New York Times, mengakui: ‘melakukan serangan ekstensif terhadap target-target terror milik organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza.’ Gelompang serangan ini diperintahkan langsung oleh pimpinan politik Israel, tambah pernyataan tersebut.
Tak lama setelah serangan itu, Hamas mengeluarkan pernyataan menuding Pemerintah Israel telah “melanjutkan agresinya” di Jalur Gaza. Laporan adanya serangan intens di seluruh wilayah tersebut juga dilaporkan sejumlah warga Gaza.
Karoline Leavitt, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan bahwa Israel telah berkonsultasi dengan Gedung Putih sebelum melancarkan serangan tersebut.
“Seperti yang telah ditegaskan Presiden Trump, Hamas, Houthi, dan semua pihak yang berupaya meneror tidak hanya Israel tetapi juga Amerika Serikat, akan menerima konsekuensinya,” kata Leavitt di Fox News pada Senin malam.
“Kondisinya akan semakin memanas.”
Pertahanan Sipil Gaza, layanan darurat utama yang ada di wilayah Palestina, mengatakan di Telegram timnya menghadapi kesulitan operasional yang signifikan karena “banyaknya target yang diserang secara bersamaan.”
Belum jelas apakah serangan tersebut sekaligus menandai berakihirnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada pertengahan Januari2025.
