PARBOABOA - Presiden Jokowi berkali-kali menekankan bahwa Indonesia bakal melakukan hilirisasi untuk semua sumber daya alam (SDA). Tak hanya untuk sektor pertambangan, tapi juga kehutanan hingga kelautan.
Program hilirisasi atau downstreaming merupakan langkah yang sangat efektif untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Selain itu, program ini dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas di daerah-daerah pusat industri program tersebut berjalan.
Namun, untuk merealisasikan program tersebut, dibutuhkan biaya investasi untuk penelitian dan pengembangan produk yang tidak sedikit, disamping itu, dibutuhkan juga kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang dapat membantu mempermudah proses dari program tersebut.
Lantas apa arti hilirisasi dan apa manfaatnya? Selengkapnya, simak informasi di bawah ini sampai selesai ya!
Pengertian Hilirisasi
Menurut KBBI, hilirisasi adalah penghiliran atau mengolah bahan baku menjadi barang siap pakai. Hilirisasi bertujuan mengoptimalkan nilai jual produk sehingga memberi nilai tambah bagi pendapatan pemerintah.
Jokowi menegaskan Indonesia ingin agar bahan mentah diolah jadi bahan setengah jadi sebelum diekspor ke luar negeri.
Istilah ini sering digunakan dalam konteks industri atau sektor ekonomi yang berhubungan dengan sumber daya alam, seperti pertanian, pertambangan, atau industri perminyakan.
Proses hilirisasi adalah melibatkan berbagai kegiatan, seperti pemurnian, pengolahan, manufaktur, dan peningkatan kualitas produk.
Melalui hilirisasi, nilai tambah suatu produk dapat meningkat, dan hal ini dapat mencakup peningkatan dalam segi kualitas, keberlanjutan, dan keberagaman produk.
Contohnya, dalam konteks pertanian, hilirisasi dapat melibatkan pengolahan hasil pertanian menjadi produk-produk lebih lanjut seperti makanan olahan atau bahan baku industri.
Sebagai hasilnya, nilai tambah dari produk pertanian tersebut meningkat, dan dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar.
Hilirisasi juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi suatu negara atau wilayah.
Dengan menggerakkan sektor hilirisasi, suatu negara dapat menciptakan lapangan kerja tambahan, mengurangi risiko fluktuasi harga bahan mentah, dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Manfaat dan Keuntungan Hilirisasi
Manfaat hilirisasi adalah meningkatkan nilai tambah suatu produk atau komoditas tertentu. Produk mentah akan diolah menjadi barang setengah jadi atau jadi. Kemudian, barang setengah jadi atau jadi ini tentu akan memiliki harga jual dan kualitas yang lebih tinggi. Alhasil, suatu produk akan memiliki nilai tambah dan daya saing di pasar juga akan meningkat.
Pemerintah mengklaim program hilirisasi berhasil memberi nilai tambah ke negara. Misalnya, pendapatan ekspor produk nikel yang melonjak dari Rp 33 triliun sebelum hilirisasi menjadi Rp 510 triliun setelah program tersebut berjalan.
Sementara itu, tercatat kontribusi investasi hilirisasi terhadap capaian investasi pada periode Januari-September 2023 mencapai Rp 266 triliun. Adapun realisasi investasi secara keseluruhan pada Januari-September 2023 adalah Rp 1.053 triliun.
Nilai realisasi investasi untuk hilirisasi periode Januari- September mencakup lima sektor, yaitu hilirisasi sektor mineral senilai Rp 151,7 triliun terdiri dari nikel sebesar Rp 97,0 triliun, bauksit sebesar Rp 7,1 triliun, dan tembaga sebesar Rp 47,6 triliun.
Lalu hilirisasi sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp 39,5 triliun. Kemudian hilirisasi sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp 34,8 triliun.
Selanjutnya hilirisasi sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp 31,6 triliun. Dan hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp 8,4 triliun.
Contoh Hilirisasi
Hilirisasi adalah dilakukan pada berbagai sektor industri, seperti pertambangan, kehutanan, dan kelautan.
Contoh hilirisasi di Indonesia adalah produk batu bara yang dioptimalkan menjadi produk-produk turunan, seperti pupuk organik, briket, metanol, dan kokas. Lalu, contoh hilirisasi lainnya adalah nikel yang diolah menjadi logam antikarat atau baterai.
Pada sektor kelapa sawit, ada beberapa contoh hilirisasi yang bisa dilakukan, yaitu:
- Hilirisasi minyak kelapa sawit mentah: Margarin, yoghurt, emusi, shortening, minyak goreng, hingga confectionary ice cream.
- Hilirisasi cangkang sawit: Biofuel, bioplastik, pakan ternak, dan bahan bakar.
- Hilirisasi tandan buah segar kelapa sawit: Kompos, rayon, karbon, dan pulp paper.
Maka dapat disimpulkan, hilirisasi adalah strategi yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah hingga nasional.
Meski begitu, proses ini bersifat jangka panjang karena membutuhkan investasi, riset, hingga kebijakan yang mendukung penuh pelaksanaannya.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian hilirisasi, manfaat dan contohnya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan!