PARBOABOA – Konflik antara Palestina dan Israel yang tak kunjung berhenti, membuat banyak pihak merasa cemas.
Pasalnya, beberapa proposal gencatan senjata baik sementara maupun permanen berulang kali mengalami penolakan baik dari kelompok Hamas maupun Israel.
Mantan mata-mata Israel menyatakan bahwa Perdana Menteri mereka saat ini yaitu Benjamin Netanyahu akan membawa negara zionis itu ke dalam jurang kehancuran.
Dilansir dari laman AFP, Rabu (26/06/2024), Gonen Ben Itzhak mengatakan hal itu saat sedang berpidato di depan sekelompok pengunjuk rasa di Tel Aviv.
Para pengunjuk rasa itu mengungkapkan rasa khawatir mereka tentang masa depan Israel di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang paling lama menjabat.
Gonen Ben Itzhak yang merupakan mantan agen intelijen Shin Bet ini melakukan protes di jalan-jalan untuk menentang Benjamin Netanyahu dan pemerintahan koalisi sayap kanannya.
“Netanyahu adalah bahaya terbesar bagi Israel. Percayalah saya menangkap beberapa teroris terbesar selama intifada kedua,” ucap pria berusia 53 tahun itu kepada AFP di rumahnya di Modiin.
Pernyataan Gonen Ben Itzhak itu merujuk pada aksi teroris Palestina pada tahun 2000 sampai 2005. “Saya tahu apa itu teroris. Saya pikir Netanyahu sedang menyeret Israel ke dalam kehancuran,” tambahnya.
Gonen Ben Itzhak mengutip keterangan Benjamin Netanyahu belakangan ini dengan Presiden AS Joe Biden yang menuduhnya menunda pengiriman senjata AS untuk perang Israel di Jalur Gaza.
Menurutnya, hal ini sebagai contoh mengapa banyak orang percaya bahwa pemimpin Israel itu harus mundur.
“Biden adalah pendukung terbesar Israel. Netanyahu telah meludahi wajahnya. Dia menghancurkan hubungan yang sangat penting dengan Amerika Serikat,” tegasnya.
“Tentara menguasai Tepi Barat, Gaza. Cukup. Kita harus mencari solusinya,” tambahnya.
Gonen Ben Itzhak menuduh Benjamin Netanyahu mendukung Hamas sambil menggagalkan proses perdamaian apa pun agar dia tetap berkuasa.
“Netanyahu hanya memikirkan dirinya sendiri, masalah kriminal nya, bagaimana dia bisa bertahan secara politik di Israel,” tuturnya.
Benjamin Netanyahu telah berulang kali membantah tuduhan korupsi dan menegaskan bahwa pasukan Israel akan melenyapkan Hamas.
“Kami tidak akan mengakhiri perang di Gaza sampai kami melenyapkan Hamas dan sampai kami mengembalikan penduduk di wilayah Selatan dan Utara dengan selamat ke rumah mereka,” jelas Benjamin Netanyahu kepada parlemen Israel.
Gonen Ben Itzhak yang merupakan mantan perwira itu juga mengklaim bahwa pemimpin Israel itu mengizinkan Menteri Keamanan Ultra-Nasionalis, Itaman Ben Gvir menggunakan polisi sebagai milisi miliknya untuk mengganggu protes mingguan anti pemerintah di Tel Aviv.
Gonen mempertanyakan kesetiaan Benjamin Netanyahu kepada pentolan sayap kanan Partai Kekuatan Yahudi yang pernah dikucilkan dari tentara Israel dan diselidiki karena ekstremisme oleh dinas keamanan Israel.
“Tuhan tidak membantu kami pada tanggal 7 Oktober, sama seperti Dia tidak membantu kami di Auschwitz,” katanya.
Gonen Ben Itzhak mengatakan dia sendiri melompat ke depan meriam air untuk melindungi pengunjuk rasa dari meningkatnya kekerasan polisi. Sehingga dia hukumannya dibatalkan pada bulan Maret lalu.
“Saat ini Israel sedang dihancurkan dari dalam. Benjamin Netanyahu menghancurkan segalanya,” ujarnya.
Menurutnya, semakin Benjamin Netanyahu tunduk pada sekutu ultranasionalis, semakin lemah keamanan Israel.
“Saya akan memberitahu Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri. Ini akan menjadi bantuan terbesar yang dapat dilakukan untuk rakyat negara Israel,” terangnya.
Menurut Gonen Ben Itzhak, serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober lalu bisa saja dicegah oleh agen ganda seperti Yousef yang melaporkan rencana itu.
Namun, menurut mantan mata-mata Israel ini, elit keamanan negara telah meremehkan Hamas.
“Anda memerlukan aset lama untuk menelepon dan memberitahu ada sesuatu yang tidak beres. Dan sepertinya kami tidak memilikinya,” papar Gonen Ben Itzhak.
“Kami menganggap musuh kami bodoh. Pada akhirnya, Hamas lebih pintar. Sulit untuk mengatakannya,” tambahnya.
Gonen Ben Itzhak yakin inilah saatnya untuk ‘mengubah keadaan’ di Jalur Gaza dengan mengakhiri perang dan menggalang dukungan internasional untuk menempatkan Otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas.
Bertahun-tahun sebelum protesnya saat ini, Gonen Ben Itzhak adalah pengurus Mosab Hassan Yousef, yang dikenal sebagai ‘Pangeran Hijau’ dan keturunan tertua salah satu pendiri Hamas, Sheikh Hassan Yousef.
Gonen Ben Itzhak bekerja dengan agen Hamas untuk melacak militan Palestina guna menggagalkan operasi bunuh diri, termasuk penangkapan tokoh Fatah Marwan Barghouti yang ditangkap.
Gonen Ben Itzhak merupakan tokoh utama dalam protes kepada Benjamin Netanyahu. Pria ini pernah bergabung dengan dinas keamanan pada tahun 1990-an setelah membunuh Perdana Menteri Yitzhak Rabin.
Gonen adalah bagian dari gerakan ‘Menteri Kejahatan’ dan pernah melangkah di depan iring-iringan mobil Perdana Menteri saat protes anti korupsi pada tahun 2018.
Pada akhirnya, Gonen Ben Itzhak ditangani oleh dinas keamanan yang sama tempatnya bekerja.