PARBOABOA, Tapanuli Utara – Gempa bumi dengan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada Sabtu (1/10) pukul 02.28 WIB. Akibatnya, seorang warga dilaporkan tewas dalam bencana tersebut.
"Kerusakan masih di data di lapangan sementara kami menerima laporan 1 korban meninggal dunia," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat dihubungi MNC Portal Indonesia, dikutip dari Sindonews.
Meski begitu, Abdul mengatakan pihaknya belum mendapatkan secara pasti identitas korban dan penyebab kematiannya. "Indentitasnya kami belum terima. Itu laporan sementara dari BPBD (BPBD Sumatera Utara). Termasuk sama penyebabnya, apakah dia (korban meninggal) kena reruntuhan atau bukan," kata Abdul.
Abdul juga menyebutkan, selain meninggal terdapat juga korban yang mengalami luka-luka. Namun, pihaknya juga belum mengetahui jumlah dari korban tersebut. "Jumlahnya juga kami belum tahu. Apabila sudah ada informasi tambahan segara akan kami rilis," jelas Abdul.
Untuk diketahui, Gempa bumi yang mengguncang Tapanuli Utara terjadi hingga empat kali dalam waktu yang berdekatan. Hal itu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter resminya.
BMKG menyebutkan, gempa pertama terjadi pada pukul 02:28:35 WIB dengan magnitudo 6,0. “Adapun koordinatnya terletak di 2.13 LU-98.89 BT (15 km BaratLaut TAPANULIUTARA-SUMUT), Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG
Lalu, gempa kedua terjadi pada pukul 02:50:35 WIB dengan 5,1 Magnitudo. Berlokasi di 2,05 LU, 98.99 BT atau 4 km Timur Laut Tapanuli Utara pada kedalaman 10 kilometer. Gempa ketiga, juga terjadi dititik yang sama pada pukul 03:37:40 WIB.
Sementara itu, gempa keempat terjadi pada pukul 04:03:16 WIB. Berlokasi di 2.01 LU, 99.00 BT atau Pusat gempa berada di darat 4 km tenggara Tapanuli Utara di Kedalaman 10 Kilometer dan dapat dirasakan hingga skala (MMI) III di daerah Silangit.
"Arahan, gempa ini dirasakan untuk diteruskan pada masyarakat. Saran BMKG, hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," dikutip dari laman resmi BMKG.