PARBOABOA, Jakarta - Gas elpiji 3 kg langka di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat terpaksa mengantre dalam waktu yang lama untuk memperolehnya. Tak jarang, warga tak kebagian gas elpiji itu meski lama mengantre.
Pertamina sebelumnya mengatakan, kelangkaan elpiji subsidi ini dipicu adanya hari libur dalam memperingati hari raya besar. Di antaranya libur Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah dan libur Tahun Baru Islam 1445 Hijriah.
Sementara itu, kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/7/2023), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, kelangkaan ini dipicu oleh sistem distribusi. Maka dari itu, pemerintah akan mengevaluasi sistem distribusi di sejumlah daerah.
Dia mengatakan, evaluasi dilakukan untuk mencegah kebocoran yang menyebabkan kelangkaan gas elpiji 3 kg.
Hal senada diungkapkan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Menurutnya, kelangkaan gas melon ini dipicu penyimpangan distribusi.
Ia juga menilai, gas elpiji 3 kg seharusnya diperuntukan kepada warga miskin atau keluarga tidak mampu. Tapi faktanya, keluarga mampu juga ikut menikmati gas subsidi ini.
Selain keluarga mampu, sektor bisnis seperti restoran juga turut menikmati. Artinya, kuota subsidi yang disediakan pemerintah tetap namun konsumen bertambah.
Maka dari itu, Tulus meminta agar distribusi gas elpiji 3 kg ini kembali tertutup. Hanya warga miskin yang terdata di Kementerian Sosial dan UKM UMKM yang berhak menikmati.
Solusi lain, pemerintah bisa menambah pasokan tabung gas elpiji 3 kg. Jika hal itu dilakukan, pemerintah harus menambah pagu subsidi untuk gas elpiji.
Selain itu, dalam mengatasi masalah kelangkaan seperti ini, perlu adanya penegakan hukum bagi sektor bisnis dan industri yang terbukti menyalahgunakan atau pihak tertentu yang sengaja mengoplos elpiji.
Editor: Umaya khusniah