Mengenal Kesenian Gambang Kromong, Akulturasi dalam Instrumen Tradisional Betawi

Alat musik gambang kromong (Parboaboa/Ziaggi)

PARBOABOA – Kesenian Gambang Kromong adalah warisan budaya yang kaya akan sejarah dan menjadi salah satu cerminan keberagaman seni musik di Indonesia.

Secara khusus, alat musik ini telah melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat Jakarta dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Betawi.

Pada 30 September 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menetapkan Gambang Kromong sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Dengan perpaduan harmoni yang unik dan irama yang merdu, instrumen Betawi ini bukan hanya sekadar alat musik, tetapi sebuah ekspresi seni yang menarik untuk dikulik.

Artikel kali ini akan membahas seputar alat musik gambang kromong, mulai dari sejarah, perkembangan, alat musik, dan jenis lagu yang diiringi. Yuk, simak sampai habis ya!

Sejarah Gambang Kromong

Gambang kromong

Gambang kromong (Foto: Parboaboa/Ziaggi)

Gambang kromong merupakan musik tradisional dari daerah Jawa, khususnya di Jakarta. Instrumen musik khas Betawi ini adalah bentuk seni musik tradisional yang memiliki akar dalam sejarah perkembangan budaya di Indonesia.

Kamunculannya berawal pada abad ke-19, saat budaya Tionghoa mulai memengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah Batavia, yang kemudian menjadi Jakarta.

Pada masa itu, banyak imigran Tionghoa yang datang ke Batavia untuk bekerja atau berdagang. Mereka membawa serta tradisi musik dan seni pertunjukan dari Tiongkok.

Di sisi lain, masyarakat pribumi Jakarta juga turut berpartisipasi dalam pertukaran budaya ini. Hasil dari interaksi ini adalah lahirnya kesenian musik Betawi sebagai perpaduan antara elemen musik Tionghoa dengan unsur lokal Indonesia.

Alat musik ini awalnya dimainkan dengan menggunakan instrumen musik seperti gambang (alat musik yang terbuat dari kayu dan dimainkan dengan dipukul), kromong (sekelompok gong kecil), dan berbagai instrumen lainnya seperti suling, biola, dan klarinet.

Insturmen Betawi ini menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Tionghoa dan pribumi di Jakarta pada awal abad ke-20.

Seiring berjalannya waktu, alat musik tradisional ini mengalami perkembangan dalam struktur musiknya dan semakin meresap ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Meskipun pada awalnya dipentaskan dalam acara-acara tradisional atau pesta pernikahan, instrumen Betawi ini kemudian merambah ke panggung-panggung seni dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jakarta.

Hingga saat ini, alat musik Jakarta ini tetap menjadi warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan oleh komunitas seniman dan pecinta seni di Jakarta.

Dengan keunikan perpaduan unsur budaya Tionghoa dan lokal, ikon musik Betawi menjadi bukti hidup keberagaman budaya di Indonesia, serta melambangkan harmoni yang mewarnai sejarah musik tradisional di ibu kota.

Instrumen tradisional Betawi ini digunakan untuk mengiringi teater tradisional di Indonesia. Keunikan dan keceriaan musik alat musik tradisional ini membuatnya menjadi pilihan yang cocok untuk melengkapi atmosfer pertunjukan teater, baik yang bersifat tradisional maupun kontemporer.

Perkembangan Gambang Kromong

Gambang kromong

Gambang kromong (Foto: Parboaboa/Ziaggi)

Perkembangan instrumen Betawi ini mencakup evolusi seni musik ini dari masa ke masa, menampilkan adaptasi dan pengaruh berbagai elemen budaya. Berikut adalah beberapa tahapan dalam perkembangannya:

1. Perkembangan Musik

Seiring waktu, alat musik tradisional ini mengalami perkembangan. Komponen-komponen seperti melodi, ritme, dan harmoni mengalami perubahan, menciptakan variasi yang lebih kompleks dan mendalam dalam musik ini.

Pengaruh dari berbagai aliran musik, baik lokal maupun internasional, turut memperkaya ekspresi alat musik tradisional ini.

2. Popularitas dan Penyebaran

Pada awalnya, alat musik Betawi gambang kromong ini dimainkan dalam acara-acara tradisional Tionghoa dan pesta pernikahan. Namun, seiring dengan popularitasnya yang meningkat, seni musik ini merambah ke panggung-panggung seni dan ruang publik lainnya.

Hal ini membuat ikon musik Betawi ini menjadi lebih terbuka bagi berbagai kalangan masyarakat, tidak hanya terbatas pada komunitas tertentu.

3. Tantangan dan Pelestarian.

Seperti banyak warisan budaya lainnya, Gambang alat musik tradisional Betawi juga menghadapi tantangan dalam era modern.

Globalisasi, perubahan gaya hidup, dan arus musik kontemporer dapat memberikan tekanan terhadap pelestarian seni tradisional.

Namun, berbagai upaya pelestarian dari komunitas seniman, lembaga budaya, dan pemerintah lokal membantu mencegah kepunahan ikon musik Jakarta.

4. Relevansi dengan Musik Kontemporer (Modern)

Meskipun memiliki akar dalam sejarah yang panjang, alat musik Betawi ini terus relevan dalam konteks musik kontemporer.

Para seniman muda mungkin menggabungkan unsur-unsur musik-musik Betawi dalam karya-karya mereka, menciptakan perpaduan inovatif antara tradisi dan modernitas.

Alat Musik Gambang Kromong dan Cara Memainkannya

Gambang kromong

Gambang kromong (Foto: Parboaboa/Ziaggi)

Alat musik ini menggunakan sejumlah alat intrsumen tradisional yang bersama-sama menciptakan harmoni unik dalam pertunjukan. Beberapa alat musik Gambang Kromong antara lain:

1. Gambang

Sejenis alat musik perkusi yang terdiri dari balok-balok kayu yang disusun secara horizontal. Setiap balok memiliki ukuran dan nada yang berbeda, dan dipukul dengan menggunakan stik khusus. Gambang terdiri dari 18 bilah dan bernada salendro.

2. Kromong

Sebuah kelompok gong kecil yang tersusun dalam rangkaian. Kromong memberikan unsur ritmis yang khas dalam instrumen Betawi ini.

Kromong terdiri dari 10 buah dan bernada salendro. Cara memainkannya dengan dipukul menggunakan stik khusus.

3. Suling

Instrumen tiup yang sering kali digunakan untuk melodi. Suling dalam instrumen dapat memberikan nuansa melodi yang indah dan mendalam.Cara memainkan suling dengan cara ditiup. 

Cara memainkan suling yang benar seperti menggerakkan lidah layaknya mengucapkan "tu". Tindakan ini berguna untuk memisahkan nada yang sedang dimainkan dari nada lainny.

4. Klarinet

Instrumen tiup lainnya yang dapat digunakan dalam alat musik tradisional Betawi ini yaitu klarinet. Klarinet dapat memberikan variasi dalam suara melodi. Seperti suling, klarinet dimainkan dengan cara ditiup.

Ketika memegang klarinet, pastikan untuk menjaganya jauh dari tubuh Anda dengan sudut 45 derajat, dan letakkan bagian bel dekat dengan lutut Anda.

Pastikan untuk tegakkan kepala dan luruskan punggung saat memainkannya. Selalu pastikan bahwa klarinet mendekati mulut Anda, bukan sebaliknya.

5. Tehyan, Kongahyan, dan Sukong

Tehyan, kongahyan dan sukong adalah pembawa melodi pada instrument tradisional Betawi ini. Tehyan, kongahyan dan sukong juga menambah kedalaman dan variasi dalam musik Betawi. Ketiga alat musik tersebut dimainkan dengan cara di gesek seperti memainkan biola.

6. Gendang

Alat musik perkusi yang biasanya digunakan untuk memberikan dasar ritmis dan menopang struktur musik tradisional Betawi adalah gendang. Cara memainkan alat musik ini dengan di pukul.

7. Gong dan Kempul

Instrumen perkusi lainnya yang dapat digunakan untuk memberikan warna dan nuansa tambahan yaitu gong dan kempul. Gong dan kempul di mainkan dengan cara dipukul menggunakan stik khusus gong.

Kombinasi dari alat-alat musik ini menciptakan keseluruhan melodi dan ritme yang kaya, dinamis, dan mencirikan identitas seni musik tradisional Betawi di Jakarta.

Sistem nada yang digunakan dalam musik gambang kromong adalah pentatonik, yakni skala dengan lima nada.

Nada pentatonik adalah salah satu sistem nada yang lazim dalam musik tradisional Asia, termasuk musik tradisional Indonesia.

Pentatonik ini terdiri dari lima nada yang dipilih secara khusus, menciptakan suara yang khas dan sering dianggap memiliki nuansa etnis yang mendalam.

Namun, pentatonik bukan satu-satunya sistem nada yang mungkin digunakan dalam musik Gambang Kromong.

Terkadang, musik ini juga dapat memanfaatkan skala heptatonik (tujuh nada) atau menggunakan variasi skala lainnya, tergantung pada komposisi musik tertentu seperti tehyan, kongahyan, dan sukong

Nada pentatonik umumnya menjadi ciri khas dalam instrument tradisional Betawi ini. Selain itu, variasi dan penyesuaian terhadap sistem nada dapat terjadi bergantung pada konteks dan perkembangan seni musik ini dari waktu ke waktu.

Lagu-lagu Gambang Kromong

Instrumen Betawi ini umumnya digunakan untuk mengiringi berbagai jenis lagu daerah Betawi (Jakarta) yang bersifat tradisional. Beberapa contoh lagu daerah yang diiringi musik Gambang Kromong adalah:

1. Lenggang Kangkung

Lagu ini adalah salah satu lagu daerah Betawi yang cukup populer. Biasanya ditarikan dalam bentuk tarian lenggang, dan irama musik yang memberikan sentuhan khas pada pertunjukan ini.

2. Ondel-Ondel

Lagu yang sering kita jumpai ini umumnya digunakan dalam pertunjukan ondel-ondel, boneka raksasa tradisional Betawi yang menjadi ikon budaya Jakarta.

3. Jali-Jali

Lagu ini adalah salah satu lagu rakyat Indonesia yang sangat populer. Lagu ini berasal dari daerah Betawi dan merupakan bagian dari budaya musik Betawi.

Penting untuk kita ketahui bahwa Instrumen Betawi ini tidak hanya mengiringi lagu-lagu tersebut, tetapi juga menyediakan pengiring musik untuk berbagai bentuk seni pertunjukan tradisional Betawi, seperti lenong dan wayang Betawi.

Demikian penjelasan tentang alat musik gambang kromong, mulai dari sejarah, perkembangan, alat musik, dan jenis lagu yang diiringi. Kesenian tradisional ini memberikan identitas dan nuansa khas pada keseluruhan budaya Betawi.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS