PARBOABOA, Jakarta - Film 'SARA' karya Sutradara Ismail Basbeth berhasil meraih sorotan internasional di Busan International Film Festival 2023, pada Oktober kemarin.
Melalui genre drama yang mendalam, film ini membawa penonton menyusuri perjalanan hidup seorang transpuan bernama Sara, yang dihadapkan pada dilema kemanusiaan saat harus kembali ke desanya.
Kisah dimulai dengan Sara, seorang transpuan berusia 35 tahun, yang setelah hampir dua dekade meninggalkan desa kelahirannya, dipaksa kembali ke rumah orang tuanya.
Namun, pulang ke desa yang konservatif bukanlah perjalanan yang mudah bagi Sara.
Sara, yang telah menjalani transformasi menjadi seorang wanita, menemukan dirinya di tengah-tengah dilema besar.
Meski hidupnya telah berubah, kenyataan bahwa sang ayah meninggal membuatnya tidak punya pilihan selain pulang.
Namun, desa yang masih kental dengan nilai-nilai konservatif menjadi ujian berat baginya.
Masalah semakin rumit ketika Sara menyadari bahwa ibunya, Muryem, mengidap demensia dan tidak mengenalinya lagi.
Bagi Muryem, Sara masih adalah putranya Panca, sosok Sara sebelum menjadi seorang transpuan.
Sementara itu, Muryem terus mencari suaminya yang sudah meninggal. Sara pun merasa terpanggil untuk bertindak demi kesejahteraan orang tua.
Dengan berat hati, Sara memutuskan mengambil peran sebagai pengganti sang ayah, meskipun ayahnya adalah alasan Sara meninggalkan rumah dan keluarganya.
Fakta Menarik Film Sara
Fakta pertama yang tidak boleh dilewatkan adalah Asha Smara Darra, pemeran utama dalam film ini, merupakan seorang transpuan yang luar biasa.
Dikenal sebelumnya dengan nama Oscar Lawalata, Asha telah resmi menjadi perempuan dan statusnya pun diakui secara hukum.
Keberanian Asha dalam memerankan peran ini menjadi sebuah perjalanan inspiratif yang patut diacungi jempol.
SARA menandai kembalinya Asha Smara Darra ke dunia perfilman setelah 18 tahun vakum. Film terakhir yang dibintanginya adalah 'Banyu Biru' pada 2005.
Kehadiran kembali Asha dalam SARA membawa angin segar bagi penggemar yang telah menantikan aktingnya di layar lebar.
Selain itu, yang patut diperhitungkan ialah peran memukau dalam SARA, Asha Smara Darra mencatat sejarah sebagai transpuan pertama yang masuk nominasi Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2023.
Meskipun SARA mengangkat isu seputar transpuan, film ini lebih dari sekadar cerita gender.
SARA menyentuh isu kemanusiaan, menceritakan perjuangan mereka yang harus merantau jauh namun akhirnya kembali ke rumah tempat mereka berjuang.
Pemilihan tema yang mendalam ini membuat SARA menjadi film yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali mereka yang belum familiar dengan isu transpuan.
Film SARA tidak hanya merambah layar lebar Indonesia, tetapi juga tampil di panggung internasional.
Selain Busan International Film Festival, SARA juga hadir di Mumbai Film Festival dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
Editor: Wenti Ayu