PARBOABOA, Pematangsiantar - Elon Musk mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter seharga US$44 miliar (sekitar Rp635 triliun) pada Senin waktu setempat.
Dilansir Associated Press, Selasa (26/4/2022), ia berjanji akan mengubah kebijakan media sosial itu agar lebih bebas dan toleran bagi para penggunanya.
Seperti diketahui, orang terkaya di dunia itu kerap tersandung saat mengekspresikan pendapatnya kepada 83 juta pengikutnya di Twitter.
CEO Tesla itu pernah menyebut bahwa dirinya ingin memprivatisasi dan memiliki Twitter. Karena, menurutnya, media sosial berlogo burung itu tidak memaksimalkan potensinya sebagai platform untuk menyuarakan kebebasan berpendapat.
Melalui pernyataan gabungan bersama Twitter, Musk ingin membuat pelayanan "yang lebih baik dari sebelumnya" dengan fitur-fitur baru sembari menyingkirkan akun-akun spam otomatis dan juga membuat alogaritma terbuka kepada publik guna meningkatkan kepercayaan.
"Kebebasan berbicara merupakan fondasi dari berfungsinya sebuah demokrasi. Dan Twitter merupakan pusat kota digital di mana segala hal di masa mendatang adalah penting untuk diperdebatkan oleh umat manusia," kata Musk.
Niatan Musk untuk mencaplok Twitter telah disampaikannya kepada para pemegang saham di pada 13 April lalu. Pria 50 tahun itu berani membayar US$54,20 per lembar saham.
Hanya saja, keinginan itu awalnya tidak berjalan mulus. Sejumlah penolakan disuarakan oleh beberapa pemegang saham Twitter, salah satunya adalah Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Talal Al Saud.
"Saya tidak percaya tawaran yang diajukan @elonmusk (US$54,20) mendekati nilai intrinsik @Twitter mengingat prospek pertumbuhannya," kata Al-Waleed melalui cuitannya di Twitter.
"Menjadi salah satu pemegang saham Twitter terbesar dan jangka panjang, @Kingdom_KHC & saya menolak tawaran ini," tegasnya.
Namun pembelian saham 100% Twitter oleh Musk akhirnya disetujui dengan suara bulat oleh dewan direksi dan dewan komisaris Twitter. Transaksi kesepakatan diperkirakan rampung tahun 2022, dan ini akan menjadikan Twitter perusahaan privat lagi.
"Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk menilai proposal Elon dengan fokus pada nilai, kepastian, dan pembiayaan," kata ketua dewan independen Twitter Bret Taylor dalam sebuah pernyataan.
Dia menyebut kesepakatan itu "jalan terbaik ke depan bagi pemegang saham Twitter." Menanggapi kesepakatan ini CEO Twitter, Parag Agrawal mengatakan, "Twitter memiliki tujuan dan relevansi yang berdampak pada seluruh dunia."
"Sangat bangga dengan tim kami dan terinspirasi oleh pekerjaan yang tidak pernah lebih penting," ujarnya.