PARBOABOA, Jakarta – Partai Demokrat mengungkap alasan di balik pilihannya pada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden 2024.
Wakil Ketua Partai Demokrat, Benny K Harman, menjawab latar belakang pemilihan Prabowo-Gibran di tengah tudingan politik dinasti yang dilontarkan Nicho Silalahi, di akun twitternya @BennyHarmanID pada Kamis (2/11/2023).
Ia menyebut dengan perumpamaan, ketika Demokrat tidak memilih salah satu diantara ketiga rumah yang ada, maka akan merasa kedinginan.
Rumah pertama, menurutnya tertutup rapat meskipun telah diketuk berkali-kali. Pemiliknya tidak mengizinkan tamu masuk selain yang direkomendasikan oleh pemiliknya.
Sementara rumah ketiga terbuka lebar, namun partainya disuruh mengikuti aturan yang dibuat pemiliknya.
Satu-satunya rumah yang bisa dimasuki, adalah rumah kedua yang berada di tengah. Rumah tersebut tidak memaksa Demokrat untuk mengikuti dan bisa menyambut dengan hangat.
Bahkan, Benny menyebut pemilik rumahnya mengajaknya untuk membuat aturan dan kesepakatan yang berlaku di rumah itu.
Demokrat telah mendaftarkan pasangan Prabowo-Gibran ke Komisi Pemilihan Umum pada Rabu (25/10/2023).
Sebelumnya, Demokrat bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) namun menyatakan diri keluar setelah NasDem mengajukan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon presiden Anies Baswedan.
Pasca keluar, Demokrat merangkak bergabung bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) Bersama Golkar, PAN, PBB, Garuda, Gerindra dan Gelora.
Isu Dinasti Politik yang Menyangkut Gibran
Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo kerap diisukan menjalankan dinasti politik dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Gibran yang saat ini berpasangan dengan Prabowo dalam kontestasi pemilihan presiden 2024, bertambah menjadi kontroversi saat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, dituding memuluskan pendaftaran usia calon presiden.
Anwar Usman yang merupakan paman Gibran, saat ini sedang menjalani pemeriksaan kode etik oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terkait kasus tersebut.
Selain itu, Gibran juga merupakan kakak dari ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution.