PARBOABOA, Pematang Siantar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara menerbitkan Surat Edaran terkait pedoman dan instruksi menghadapi fenomena cuaca El Nino yang dapat menyebabkan kekeringan dan kebakaran.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Pematang Siantar, Agustina Sihombing, diterbitkannya surat edaran tersebut sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terkait adanya potensi kekeringan dan cuaca panas imbas fenomena El Nino hingga September 2023 mendatang.
“El Nino ini akan fenomena pemanasan suhu permukaan laut ya. Jadi dengan adanya fenomena El Nino ini bakal mengurangi curah hujan. Efeknya ya bakal panas karena musim kemarau yang panjang. Sesuai dengan hasil prediksi BMKG, El Nino bakal terjadi sampai bulan September mendatang," katanya.
Lewat surat edaran ini, BPBD Pematang Siantar berharap ada sinergi dengan instansi terkait lainnya seperti Dinas Ketahanan Pangan, PDAM, Damkar, Dinas Kesehatan untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan dampak buruk yang mungkin timbul imbas fenomena EL Nino.
"Jadi contoh nanti kalau ada terjadi kekeringan, masyarakat bisa langsung telepon ke call center PDAM Tirtauli agar dari mereka memberikan bantuan air bersih," kata Agustina.
Ia turut mewanti-wanti efek kekeringan dari El Nino yang bisa memicu kebakaran pemukiman dan lahan pertanian warga.
"Masyarakat Kota Pematang Siantar untuk tetap berhati-hati saat melakukan pembakaran apa pun di lahan masyarakat. Langkah pencegahan sederhana seperti memastikan kebakaran terkendali dan selalu memantau aktivitas yang berpotensi menyebabkan kebakaran merupakan upaya yang dapat dilakukan warga. Kita juga sudah berkoordinasi dengan Babinsa dan mereka sudah turun ke daerah-daerah pertanian seperti di Kecamatan Martoba dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sana supaya jangan melakukan pembakaran," imbuh Agustina Sihombing.
Masyarakat Pematang Siantar Keluhkan Cuaca Panas
Masyarakat Kota Pematang Siantar mengeluhkan cuaca panas yang terjadi di kota itu belakangan ini. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa cuaca panas tersebut merupakan salah satu efek dari fenomena El Nino yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
"Saya sebenarnya tidak tahu apa itu El Nino. Saya baru-baru ini mendengar istilah tersebut, tetapi tidak memahami betul apa yang sebenarnya terjadi. Tapi emang akhir akhir ini lumayan panas sih," kata Aisyah, warga Pematang Siantar kepada Parboaboa, Jumat (04/08/2023).
Selain Aisyah, Panondang, juga merasakan peningkatan suhu panas di Kota Pematang Siantar. Panondang juga mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait pencegahan dampak dari fenomena cuaca ini dari Pemerintah Kota Pematang Siantar.
“Memang akhir-akhir ini lumayan panas sih, beda dari bulan-bulan sebelumnya. Makanya kalau mau kemana-mana mikir dua kali karena panasnya lumayan ya. Kalau sosialisasi (pencegahan dampak fenomena el nino) dari pemerintah sih belum ada," katanya.
Sementara itu, Sitanggang, petani di Kota Pematang Siantar juga tidak mengetahui terkait fenomena cuaca El Nino. Namun, ia mengakui ada peningkatan suhu dan menyebabkan tanah di sekitar sawahnya cepat mengalami kekeringan.
"Aku enggak tahu El Nino itu apa. Belum pernah juga dapat penjelasan dari Pemerintah. Tapi memang sekarang ini cuaca lumayan panas. Sawahku aja jadi agak kering. Terpaksa harus sering masukkan air," ungkapnya.
BMKG Sebut El Nino di Sumut Masih Normal
Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Nora mengatakan fenomena El Nino di Sumatra Utara ada di kondisi normal positif atau tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hujan di daerah tersebut.
“Untuk nilai El Nino sendiri berada pada kondisi normal positif, dimana tidak signifikan (berpengaruh) terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia termasuk di Sumatera Utara," katanya.
Nora menjelaskan, berdasarkan prakiraan curah hujan BMKG pada dasarian I Agustus 2023 menunjukkan sebagian besar wilayah Sumatra Utara diperkirakan memiliki curah hujan kategori rendah hingga menengah atau berkisar antara 11 hingga 100 milimeter dengan peluang berkisar antara 80 hingga 90 persen. Kondisi tersebut merupakan imbas dari fenomena El Nino di Indonesia.
"Curah hujan kategori Menengah antara 101 hingga 150 milimeter masih berpeluang 20 hingga 60 persen. terjadi di sebagian Kabupaten Langkat, Asahan, Simalungun, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Nias dan Kota Gunungsitoli," jelasnya.
Nora lantas mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi fenomena El Nino tersebut dengan terus menjaga kesehatan.
“Masyarakat juga dapat meng-update informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan BMKG dengan mengakses website BMKG untuk mendapatkan informasi terkini mengenai cuaca dan iklim secara nasional," imbuhnya.