PARBOABOA, Pematang Siantar – Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan gempa berkekuatan magnitudo 6.0 yang mengguncang Tapanuli Utara, Sumatera Utara mengakibatkan 962 bangunan terkena dampak kerusakan gempa.
Adbul mengatakan terdapat berbagai kerusakan infrastruktur lainnya meliputi rumah warga, rumah ibadah, layanan kesehatan, sarana pendidikan, gedung pemerintahan, ruas jalan, jembatan, saluran irigasi, dan fasilitas air bersih, pada saat siaran pers Minggu (02/10/2022).
“Kami mencatat banyak kerusakan infrastruktur yang terjadi, diantaranya meliputi 67 rumah ibadah, 2 unit gedung layanan kesehatan, 17 sarana pendidikan, 25 gedung pemerintah, 22 titik ruas jalan, 12 titik TPT longsor, 9 unit jembatan, 32 saluran irigasi, satu lokasi wisata dan sembilan fasilitas air bersih,” ucap Abdul.
Bukan hanya itu saja, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Indra Sahat Hottua Simaremare menjelaskan sebanyak 872 unit rumah juga terdampak gempa Tapanuli Utara.
“Berdasarkan laporan data yang kita terima, ada 872 unit rumah penduduk yang mengalami kerusakan ringan sampai kerusakan berat,” ucap Indra.
Indra menjelaskan bahwa gempa tersebut mengakibatkan kerusakan di 15 kecamatan di Tapanuli Utara. Korban dan juga dampak dari gempa tersebut membutuhkan langkah dan penanganan yang cepat.
“Semua dampak kerusakan yang diakibatkan oleh gempa terjadi di 15 kecamatan di Tapanuli Utara, pihak korban dan juga bangunan yang terkena dampak gempa tersebut juga membutuhkan penanganan yang cepat,” ucap Indra.
Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan mengatakan pihaknya bersama TNI dan Polri mendirikan posko logistik untuk membantu korban gempa bumi guna meringankan beban para korban yang sedang kesulitan akibat bencana alam tersebut.
“Posko ini nantinya akan menjadi pusat seluruh bantuan yang diterima serta menjadi pusat penyaluran bantuan kepada para korban yang terdampak gempa bumi,” ujarnya.
Nikson juga menyebutkan bahwa bencana ini merupakan pertama kalinya terjadi dalam masa pemerintahannya dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam menghadapi bencana kedepannya.
“Bencana alam ini menjadi pelajaran untuk kita semua, terlebih lagi ini menjadi yang pertama dalam masa pemerintahan saya. Ke depan, ini menjadi pelajaran penting untuk kita semua dalam memilih langkah yang lebih tepat dan matang untuk menghadapi bencana,” imbuhnya.