PARBOABOA, Pematang Siantar - Masyarakat menyayangkan besarnya biaya perawatan taman bunga di Jalan Sudirman, tepatnya di depan Kantor Kepolisian Resor (Polres) Pematang Siantar, Sumatra Utara yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp180 juta dari APBD 2023.
Menurut salah seorang warga, Rahayu (20), anggaran untuk perawatan taman bunga sebesar itu terlalu fantastis.
"Anggaran dengan angka sebesar itu (Rp180 juta) untuk perawatan taman itu termasuk biaya yang sangat fantastis, sebab masyarakat memang enggak tahu perawatan akan seperti apa sehingga menghabiskan dana segitu," ujarnya kepada PARBOABOA, Jumat (28/7/2023).
Mahasiswa FKIP Universitas Simalungun itu meminta pemerintah seharusnya menjaga kualitas dari setiap fasilitas umum di Kota Pematang Siantar. Apalagi belakangan banyak ditemukan fasilitas umum yang rusak dan termakan usia.
"Hanya saja seperti yang kita ketahui, sepertinya masih ada beberapa yang memerlukan perawatan fasilitas umum lainnya yang rusak, kenapa dana yang segitu banyaknya tidak dialokasikan untuk memperbaiki yang benar-benar diperlukan," ketusnya.
Rahayu juga meminta agar pembangunan dan perawatan taman harus memiliki fungsi yang bermanfaat, terutama bagi masyarakat Kota Pematang Siantar.
"Pemerintah melalui dinas terkait seharusnya lebih memperhatikan lagi apa yang harus dibenahi di (Pematang) Siantar ini sehingga biaya yang sudah dikeluarkan tidak terkesan sia-sia," tegasnya.
Pantauan PARBOABOA dari spanduk informasi, proyek perawatan dan rehabilitasi taman bunga di tugu “Tusuk sate” Jalan Sudirman, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar akan dikerjakan oleh CV. Gapura Alam Persada, dengan anggaran Rp180 juta.
Tampak bangunan tembok berbentuk segitiga mengelilingi sekitar badan taman.
Masyarakat Pematang Siantar lainnya, Herman Damanik, mengaku prihatin terhadap biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk perbaikan taman yang mencapai Rp180 juta. Sementara masyarakat tidak mengetahui volume pekerjaan berapa orang dan bahan-bahan yang dipergunakan.
"Tujuan dari pembangunan itu apa? Saya tidak melihat tujuan dibuatnya hiasan seperti itu, hanya menghabiskan anggaran," kesalnya.
Warga Kelurahan Simarito, Kecamatan Siantar Barat ini menduga kontraktor meraup banyak keuntungan dari perbaikan taman tersebut.
"Jelas pasti ada tindak penyimpangan pada pengerjaan perawatan taman ini, tinggal penegak hukum ada kemauan atau tidak mengusut jika benar terjadi," duga Herman.
Menanggapi keluhan masyarakat itu, Kepala Bidang di Dinas Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Tarukim) Kota Pematang Siantar, Juang Sijabat mengungkapkan proyek tersebut merupakan lanjutan dalam pengelolaan taman dan jalur hijau di seluruh kecamatan di Kota Pematang Siantar yang hanya dianggarkan sebesar Rp100 juta per tahun.
"Hal ini dilakukan sebagai lanjutan untuk mempengaruhi kualitas pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur taman dan jalur hijau tersebut agar nampak indah dan asri," ujarnya saat dikonfirmasi PARBOABOA melalui sambungan telepon, Jumat (28/7/2023).
Juang enggan merinci tujuan dari pembangunan bangunan di taman tersebut.
"Untuk soal tersebut tanyakan saja ke PPK lebih rinci, saya tidak tahu teknisnya dari pengerjaan proyek tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kota Pematang Siantar, Astronot Nainggolan mengatakan Komisi III akan meninjau ke lapangan jika menemukan ketidaksesuaian pengerjaan.
"Kalau besaran anggarannya kita tahu segitu (Rp180 juta), tapi dana pemeliharaannya bagaimana dipergunakan belum bisa kita pastikan, jika tidak sesuai, kita akan tinjau di lapangan," ujarnya.
Astronot mengingatkan pemeliharaan taman kota seharusnya tidak sebatas pembaharuan tanaman maupun kelengkapan yang ada dalam area taman namun juga trotoar bagi pejalan kaki.
“Nanti kita adakan pembahasan di Perubahan APBD atau di penganggaran tahun depan, sesuai pengajuan dari dinas terkait. Kita coba dorong untuk adanya penambahan taman kota dan pemeliharaan trotoar. Masyarakat yang berjalan kaki perlu kita fasilitasi dengan baik dan memadai," imbuh politisi PDI Perjuangan itu.
PARBOABOA mencoba menghubungi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) terkait pembangunan dan perawatan taman bunga di Tugu Sate, Mispa Tarigan. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi dari yang bersangkutan.