PARBOABOA, Pematang Siantar - Dokter hewan di salah satu klinik di Pematang Siantar, Sumatra Utara, Jeni Pakpahan mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap sepele gigitan dari hewan pembawa rabies.
Hewan pembawa rabies di Indonesia di antaranya anjing, kucing, kelelawar dan monyet.
Menurutnya, jika terinfeksi, penyebaran virus rabies sangat cepat dan risiko terburuk, bisa menyebabkan kematian.
Namun, lanjut Jeni, rabies juga bisa dihindari, termasuk risiko pemburukan dari rabies. Caranya, dengan pencegahan dan penanganan yang cepat dan tepat.
"Setelah terkena gigitan, wajib langsung mencucinya dengan air yang mengalir selama 10 atau 15 menit dan dibersihkan dengan sabun lalu segera diberikan antiseptik. Kemudian bawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut,” katanya kepada PARBOABOA Selasa (20/6/2023).
Belum lama ini beredar di media sosial, seorang anak berusia lima tahun di Buleleng, Bali, meninggal setelah digigit anjing yang terinfeksi rabies.
Dokter hewan Jeni juga mengingatkan pemilik hewan untuk melakukan vaksinasi rabies kepada hewan peliharaannya. Hal itu demi mencegah hewan peliharaan membawa virus rabies dan menjaga kesehatan hewan itu sendiri.
“Sama halnya dengan manusia, hewan juga harus diberikan vaksin dan beberapa vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh hewan tersebut. Begitu juga dengan pemberian suntik rabies, seminimalnya 1 tahun sekali pemberian suntik rabies pada hewan anjing, kucing dan mMonyet. Itupun pemberiannya harus dalam keadaan sehat, dan belum terinfeksi rabies. Jika sudah terinfeksi, itu tidak akan bisa lagi. Karena virus itu telah menyebar keseluruh tubuh hewan tersebut,” jelasnya.
Jeni Pakpahan juga mengingatkan kesadarakan pemilik hewan peliharaan untuk terus memperhatikan kesehatan hewan peliharannya, tidak hanya sekedar diberi makan saja.
“Perlunya tingkat kesadaran diri dalam menjaga dan memberikan yang terbaik untuk hewan peliharaannya, karena kalau hewan kita sehat. Kita sebagai pemilik pun akan terus merasa aman dari penyakit-penyakit menular seperti rabies,” ungkapnya.
Sementara, salah seorang warga kelurahan Tanjung Pinggir, Kota Pematang Siantar, Andry (25) mengaku telah melakukan vaksinasi kepada hewan peliharaannya. Itupun, lanjut Andry, dilakukan saat vaksinasi gratis dari Pemerintah Pematang Siantar pada September 2022.
“Beberapa warga yang punya peliharaan Anjing dikumpulkan oleh Lurah, lalu setiap hewan kami diberikan suntikan rabies secara gratis. Tapi sayangnya Anjing kami baru tahun semalam dapat suntik rabies gratis. Sebelum-sebelumnya tidak dapat karena kami pelihara anjing juga tergolong masih baru,” jelasnya.
Andry mengakui pernah mendapati hewan peliharaannya sakit. Khawatir sakit yang dialami hewan peliharannnya semakin parah, Andry lantas menjualnya ke pedagang hewan potongan.
Hal senada juga disampaikan Edo Alpontus Simanjuntak (25), yang menyebut jika hewan peliharaannya tidak napsu makan dan bergejala sakit, maka langsung dijual atau diberikan kepada orang yang mau merawat hewan peliharaannya itu.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Peternakan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pematang Siantar, Beni sirait meminta masyarakat yang memiliki hewan seperti anjing, kucing atau monyet, bisa melakukan vaksinasi rabies di kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
"Untuk masyarakat yang punya peliharaan bisa minta suntikan rabies disini. Kita selalu sediakan, dan juga jika hewan sudah terkena infeksi segera laporkan ke sini agar kita tindaklanjuti," pungkasnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pematang Siantar, jumlah kasus gigitan hewan penular rabies pada April 2023 sebanyak 25 kasus. Sementara di Mei 2023, jumlah kasus gigitan meningkat menjadi 40 kasus.
Kasus gigitan terbanyak yang ditangani berasal dari anjing dan kucing.
Meski begitu, belum ada kasus meninggal akibat gigitan hewan penular rabies di Pematang Sianta