PARBOABOA, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Barat mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis.
Kekeringan meteorologi berarti kekeringan yang disebabkan karena tingkat curah hujan di bawah normal pada suatu daerah.
Pada 10 hari pertama bulan Agustus, sejumlah kecamatan di empat kabupaten berstastus siaga. Empat kabupaten yang dimaksud yakni Bandung Barat, Cirebon, Majalengka dan Kuningan.
Di Kabupaten Bandung Barat, kecamatan yang berstatus siaga yakni Padalarang dan Parongpong. Di Kuningan, kecamatan yang dimaksud yakni Gegesik.
Sedangkan di Cirebon, Kecamatan Darma berstatus siaga. Terakhir di Kuningan, kecamatan yang berstatus siaga yakni Jatiwangi, Lemah Sugih dan Malausma.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Dwi Yoga Primartono di Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8/2023) mengatakan tanda-tanda kekeringan makin menguat.
Dilansir dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, di Kecamatan Gegesik, Cirebon dilaporokan terjadi kekeringan di Desa Sibubut. Akibatnya, 1.096 KK terdampak.
Sementara itu, Pemda Kabupaten Garut menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan. Status tersebut terhitung mulai tanggal 31 Juli 2023 hingga 31 Oktober 2023.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh pada Kamis (3/8/2023) mengatakan, penetapan ini dipicu oleh peringatan dini dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat mengenai potensi kekeringan meteorologis serta Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan serta Kebakaran Hutan dan Lahan di Daerah Provinsi Jawa Barat.
Sebagai langkah pencegahan dan penanggulangan dampak buruk kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan, BPBD bekerja sama dengan perangkat daerah terkait akan menggerakkan semua sumber daya yang tersedia. Termasuk sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan sesuai regulasi.
Tujuan utama untuk memberikan penanganan yang cepat, tepat, dan terpadu guna meminimalisir dampak dari bencana ini.
Editor: Umaya khusniah