PARBOABOA, Pematangsiantar - Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Selasa waktu setempat mengumumkan bahwa mereka bakal mengirim sejumlah kecil sistem roket canggih jarak menengah bagi Ukraina.
Dilansir Associated Press, Rabu (1/6/2022), pemimpin Ukraina sebelumnya telah memohon-mohon kepada AS agar dikirimi sistem roket terbaru itu untuk menahan laju tentara Rusia di Donbas, wilayah pusat perindustrian penting yang saat ini menjadi tujuan utama Kremlin untuk ditaklukkan.
Sistem persenjataan roket itu merupakan bagian dari bantuan keamanan senilai US$700 juta (sekitar Rp10,2 triliun) kepada Ukraina, termasuk helikopter, senjata Javelin antitank, kendaraan taktis, suku cadang, dan lain sebagainya.
Bantuan AS ini dimaksudkan agar Ukraina dapat mengimbangi kekuatan Rusia di medan perang. Akan tetapi, 'Negeri Paman Sam' tidak mau memberikan persenjataan yang mampu menyerang jauh ke wilayah Rusia, karena hal itu dapat memicu eskalasi perang.
Dalam tulisan yang dirilis di surat kabar The New York Times Selasa malam, Presiden Joe Biden mengonfirmasi bahwa ia telah memutuskan untuk "menyediakan Ukraina sistem persenjataan roket canggih dan moderen beserta amunisinya yang memungkinkan mereka menghantam sasaran secara tepat di medan perang."
"Kami tidak mendorong atau membuat Ukraina menyerang jauh melewati perbatasan Rusia. Kami tidak mau memperpanjang perang hanya untuk menimbulkan sakit pada Rusia," tulis Biden lagi.
Paket bantuan persenjataan bakal diumumkan pada Rabu waktu setempat. Sementara sistem roket jarak menengah terbaru ini dapat ditembakkan sejauh 70 kilometer.
Pemerintah Ukraina telah meyakinkan para pejabat AS bahwa mereka tidak akan menembakkan roket ke wilayah Rusia. Seorang pejabat Ukraina menyatakan bahwa pihaknya hanya akan menggunakan persenjataan kiriman AS itu untuk menghancurkan aset-aset Rusia di wilayah Ukraina.
Sistem roket AS itu diharapkan dapat digunakan untuk mencegat artileri dan menghancurkan posisi Rusia di kota-kota yang mengalami pertempuran hebat, seperti Sievierodonetsk.
Sievierodonetsk merupakan kota utama yang harus ditaklukkan Rusia guna menguasai Donbas sebelum persenjataan kiriman negara-negara Barat tiba di Ukraina.
Kota yang terletak 145 kilometer sebelah selatan perbatasan Rusia itu merupakan bagian dari Luhansk, kantung pertahanan terakhir di wilayah yang masih dikendalikan pemerintah Ukraina di Donbas.
Ini merupakan paket bantuan AS yang ke-11 bagi Ukraina. Sistem roket tersebut merupakan bagian dari sumbangan Pentagon yang harus diambil dari gudang penyimpanan dan segera dikirim ke Ukraina.
Tentara Ukraina juga harus mengikuti pelatihan bagaimana cara mengoperasikan persenjataan itu, yang diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua pekan.