PARBOABOA - Kecemasan atau anxiety adalah salah satu masalah kesehatan mental yang jarang diperhatikan, namun sebenarnya memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan individu.
Meski sering dianggap sebagai “beban emosional”, kondisi ini sebenarnya merupakan sebuah kondisi medis yang dapat mempengaruhi fisik dan mental seseorang.
Dalam artikel ini, Parboaboa akan menjelaskan lebih dalam tentang apa itu anxiety atau kecemasan, termasuk ciri-ciri yang mengidentifikasinya, penyebab yang mendasarinya, berbagai jenis kecemasan yang ada, dan bagaimana cara mengatasi dan mengelola kondisi ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kecemasan, diharapkan setiap orang dapat membantu individu yang mengalami kecemasan berlebihan untuk mencari bantuan yang mereka perlukan dan mengurangi stigma seputar kondisi ini.
Apa itu Anxiety?
Jeffrey S. Nevid (2005: 163), Alih Bahasa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa kecemasan atau anxiety adalah suatu kondisi emosional yang ditandai oleh keterangsangan fisiologis, perasaan tegang tidak menyenangkan, serta ketakutan akan kemungkinan terjadinya hal buruk.
Gail W. Stuart (2006: 144), penulis buku Psychiatric Nursing dari Politeknik Kesehatan Surabaya juga mengemukakan pandangan serupa, di mana ia menggambarkan kecemasan sebagai kekhawatiran yang tidak jelas dan merata, termasuk dengan perasaan ketidakpastian dan perasaan tidak berdaya.
Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah kondisi emosional yang menghasilkan ketidaknyamanan dalam diri seseorang, serta seringkali disertai oleh perasaan samar, perasaan tidak berdaya, dan ketidakpastian akibat situasi yang belum jelas.
Jenis – jenis Anxiety
Kecemasan bukan hanya sebuah kondisi emosional semata, tetapi juga memiliki beberapa jenis yang menjadikannya salah satu situasi mental yang kompleks.
Menurut Psikolog Spielberger, yang dijelaskan dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra (2012: 53), kecemasan dapat dibagi menjadi dua bentuk, yakni:
1. Kecemasan Trait
Kecemasan tipe ini mencirikan adanya perasaan khawatir dan terancam terus-menerus ada pada diri seseorang, terhadap situasi atau kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya.
Kecemasan trait ini seringkali dipicu oleh karakteristik kepribadian individu yang memiliki tingkat potensi cemas lebih tinggi dibanding orang lain.
2. Kecemasan State
Jenis kecemasan ini menggambarkan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri individu, ditandai dengan perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara sadar dan bersifat subjektif.
Situasi ini dapat muncul sebagai respons terhadap situasi atau peristiwa tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, menurut Freud, seperti yang diuraikan dalam Feist & Feist (2012: 38), anxiety disorder dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
3. Kecemasan Neurosis
Kecemasan jenis ini merupakan rasa cemas yang timbul akibat adanya ancaman yang tidak diketahui. Perasaan ini berasal dari ego, tetapi dipicu oleh dorongan.
Kecemasan neurosis bukanlah ketakutan terhadap dorongan-dorongan itu sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin akan diterima jika dorongan-dorongan tersebut dipuaskan.
4. Kecemasan Moral
Jenis penyakit anxiety ini berakar dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan moral bisa muncul ketika individu gagal untuk bertindak sesuai dengan apa yang mereka yakini sebagai benar secara moral.
Tipe ini merupakan perasaan rasa takut terhadap suara hati dan seringkali memiliki dasar dalam pengalaman masa lalu, di mana individu mungkin pernah dihukum karena melanggar norma moral dan khawatir akan hukuman serupa di masa depan.
5. Kecemasan Realistik
Kecemasan realistik adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak khusus yang mencakup ketidakpastian tentang bahaya yang mungkin ada di dunia luar.
Rasa takut ini terkait dengan kemungkinan adanya ancaman yang nyata dan dapat datang dari lingkungan sekitar.
Ciri-ciri Anxiety beserta Gejalanya
Berdasarkan pemikiran Jeffrey S. Nevid dan rekan-rekannya (2005: 164), terdapat berbagai ciri-ciri fisik, behavioral, dan kognitif yang terkait dengan kecemasan, antara lain:
Adapun ciri-ciri fisik kecemasan meliputi:
- Kegelisahan dan kegugupan.
- Gemetar atau getaran pada tangan atau anggota tubuh.
- Sensasi seperti ada pita ketat yang mengencang di sekitar dahi.
- Kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada.
- Berkeringat berlebihan, terutama di telapak tangan.
- Pusing atau pingsan.
- Mulut atau kerongkongan terasa kering.
- Kesulitan berbicara.
- Kesulitan bernafas, termasuk bernafas pendek.
- Detak jantung yang keras atau berdetak kencang.
- Suara yang bergetar.
- Jari-jari atau anggota tubuh yang terasa dingin.
- Merasa lemas atau mati rasa.
- Kesulitan menelan.
- Rasa kaku pada leher atau punggung.
- Sensasi seperti tercekik atau tertahan.
- Tangan yang dingin dan lembab.
- Gangguan pencernaan seperti sakit perut atau mual.
- Perubahan suhu tubuh, seperti merasa panas dan dingin secara bergantian.
- Sering buang air kecil.
- Wajah yang memerah.
- Diare.
- Sensitivitas dan mudah marah.
Ciri-ciri Behavioral anxiety mencakup:
- Perilaku menghindar.
- Perilaku melekat dan bergantung pada orang lain.
- Perilaku yang terlihat terguncang.
Sementara itu, ciri-ciri kognitif kecemasan termasuk:
- Khawatir tentang hal tertentu.
- Perasaan terganggu oleh ketakutan atau kecemasan terhadap masa depan.
- Keyakinan akan datangnya sesuatu yang mengerikan tanpa alasan yang jelas.
- Fokus pada sensasi fisik tubuh.
- Kepekaan berlebihan terhadap sensasi tubuh.
- Merasa terancam oleh hal-hal atau peristiwa yang biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran.
- Ketakutan akan kehilangan kendali.
- Ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah.
- Keyakinan bahwa dunia sedang mengalami kehancuran.
- Perasaan bahwa segalanya sudah tidak dapat dikendalikan.
- Pikiran yang merasa kacau dan bingung, sulit untuk diatasi.
- Khawatir terhadap hal-hal sepele.
- Pikiran yang terus menerus mengganggu.
- Ketakutan akan pingsan jika berada dalam keramaian.
- Pikiran yang berantakan atau bingung.
- Kesulitan menghilangkan pikiran yang mengganggu.
- Pikiran tentang kematian meskipun tidak ada alasan medis yang jelas.
- Ketakutan akan ditinggalkan sendirian.
- Kesulitan berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
Penyebab Anxiety
Blacburn & Davidson (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012: 51), menjelaskan faktor-faktor yang dapat memicu kecemasan.
Hal ini termasuk pengetahuan individu tentang situasi yang mereka hadapi, apakah situasi tersebut dianggap mengancam atau tidak, serta tingkat keyakinan individu terhadap kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi dan menangani masalah yang dihadapi.
Sementara itu, Adler dan Rodman (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S, 2014: 145-146) mengidentifikasi dua faktor utama yang dapat menyebabkan kecemasan berlebih, yakni:
Pengalaman Negatif pada Masa Lalu
Salah satu penyebab utama timbulnya anxiety disorder adalah pengalaman negatif yang dialami individu di masa lalu.
Rasa cemas seringkali muncul karena individu mengingat peristiwa traumatis atau pengalaman menyakitkan yang mungkin terulang, jika mereka menghadapi situasi serupa di masa depan.
Misalnya, pengalaman gagal dalam tes tertentu dapat memicu kecemasan saat dihadapkan pada tes yang serupa.
Pikiran yang Tidak Rasional
Pikiran yang tidak rasional juga disebutkan dapat menjadi pemicu kecemasan. Ada empat bentuk pikiran irasional yang dapat mempengaruhi kecemasan, yaitu:
- a. Pemikiran kata-kata negatif yang berlebihan, seperti berpikir bahwa segalanya akan berakhir buruk.
- b. Menggeneralisasi pengalaman negatif, di mana individu cenderung menganggap satu pengalaman buruk sebagai representasi dari seluruh hidup mereka.
- c. Merasa perlu untuk memuaskan semua orang dan merasa tidak bisa mengecewakan siapapun.
- d. Berfokus pada kemungkinan terburuk dan memperbesar resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Cara Mengatasi Anxiety
Menurut Zakiah Daradjat (1988: 29), terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan, antara lain:
Pembelaan
Pembelaan adalah usaha untuk mencari alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sebenarnya tidak masuk akal. Ini dilakukan bukan untuk menjadikan tindakan tersebut masuk akal, tetapi untuk membela tindakan tersebut sehingga terlihat masuk akal.
Singkatnya, pembelaan lebih merupakan cara untuk meyakinkan diri sendiri daripada orang lain.
Proyeksi
Proyeksi adalah menimpakan perasaan atau dorongan yang terasa dalam diri individu kepada orang lain. Hal ini lebih diutamakan dalam bentuk tindakan, pemikiran, atau dorongan yang tidak masuk akal agar terlihat lebih masuk akal.
Identifikasi
Identifikasi adalah kebalikan dari proyeksi, di mana individu merasa terhubung dengan tindakan atau kesuksesan yang dicapai oleh orang lain.
Dalam artian, mereka yang menerapkan cara mengatasi anxiety ini akan merasa senang ketika orang lain berhasil, dan merasa sedih jika orang lain mengalami kekecewaan.
Hilang Hubungan (Disosiasi)
Hilang hubungan adalah kondisi di mana perasaan, pemikiran, dan tindakan seseorang tidak lagi berhubungan secara harmonis.
Kecemasan ini bisa terjadi akibat pengalaman-pengalaman traumatis di masa kecil yang membuat individu merasa terganggu.
Represi
Represi adalah usaha untuk menekan dan melupakan hal-hal, keinginan, atau dorongan yang tidak disetujui oleh hati nurani. Ini seringkali merupakan proses yang terjadi tanpa disadari.
Substitusi
Substitusi adalah cara pembelaan diri yang efektif di antara cara-cara yang tidak disadari untuk menghadapi kesulitan.
Dalam substitusi, individu melakukan tindakan yang berbeda dari tujuan asli mereka, tetapi tetap bertujuan untuk mencapai sesuatu yang baik dan dapat diterima.
Demikian penjelasan lebih dalam mengenai apa itu anxiety, serta pengenalan mengenai penyebab, jenis, dan bagaimana cara mengatasinya.
Dengan mengetahui pengertian dari masalah emosional yang satu ini, setiap orang dapat belajar mengatasi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Semoga bermanfaat!