PARBOABOA, Simalungun - Antusiasme warga berburu takjil di bulan suci ramadan terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Takjil merupakan makanan pembuka puasa bagi umat Muslim setelah sehari penuh menahan dahaga.
Jenis-jenis takjil sangat bervariasi. Di Indonesia, yang paling banyak digemari adalah makanan-makanan penyegar seperti kurma, kolak, bubur, es buah dan sejenisnya.
Di bulan suci ramadan tahun ini, pemandangan berburu takjil dirasakan betul oleh masyarakat Kecamatan Siantar, Simalungun.
Abdul Rahman, seorang pedagang takjil di daerah itu mengatakan, permintaan masyarakat terhadap dagangannya sangat tinggi, bahkan akan habis dalam sekejap.
"Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat tinggi tahun ini. Dagangan saya habis terjual dalam waktu singkat," ujarnya dengan senyum bangga kepada PARBOABOA, Rabu (13/3/2024).
Di tengah kenaikan harga bahan baku dan pangan yang signifikan saat ini, ia tetap berusaha menjaga kesesuaian harga dan kualitas dagangannya.
Ia mengatakan, dirinya akan tetap menjaga integritasnya sebagai penjual dengan memastikan bahan-bahan dasar pembuat takjil masih segar dan berkualitas.
Abdul berujar, "saya memang harus menaikkan harga takjil sedikit demi sedikit, namun saya selalu berusaha menjual dengan harga yang wajar dan tetap memberikan kualitas terbaik kepada pelanggan."
Sementara itu, meski bukan umat Muslim, John, warga Siantar turut menikmati momen menikmati takjil selepas puasa.
Namun begitu, ia mengungkapkan kekhawatirannya akan aspek kebersihan dan kesehatan makanan-makanan tersebut.
Ia menyadari, sebagian besar takjil yang dijual di pasar bisa saja tidak selalu memenuhi standar kebersihan dan kesehatan masyarakat. Meski, selama ini ia tidak pernah mendengarkan dan merasakan apa yang ia khawatirkan tersebut.
"Tapi sejauh ini memang aku belum pernah mendengar kejadian-kejadian buruk ya bang dan semoga tidak ada juga kedepannya," ujarnya.
Menanggapi kekhawatiran sejumlah masyarakat, Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Konsumen Kabupaten Simalungun, Budi Sianipar menerangkan, pihaknya akan melakukan pengawasan ketat terhadap kualitas makanan tak terkecuali takjil yang saat ini beredar di pasar.
Salah satu hal yang dilakukan adalah menjaring informasi takjil yang yang dijual dengan menyebar kuesioner tertulis kepada pedagang maupun pembeli.
"Kita buat daftar pertanyaan seperti kuesioner tertulis kepada pedagang, pelaku industri, dan juga pembeli nantinya," kata Budi kepada PARBOABOA.
Setelah itu akan dilakukan pengambilan sampel di beberapa Kecamatan, seperti Kecamatan Tanah Jawa, Siantar, dan Tapian Dolok mulai tanggal 14 hingga 16 Maret mendatang.
Selanjutnya, sampel-sampel ini akan diuji di Laboratorium Penguji UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Medan, untuk memastikan aspek keamanan dan kualitasnya.
Dengan kerjasama bersama, kata Budi, "berharap dapat menciptakan lingkungan pasar yang aman dan berkualitas bagi masyarakat."
Budi juga berharap, pengawasan yang ketat oleh Disperindag Simalungun dapat memberikan perlindungan ekstra bagi konsumen, termasuk meningkatkan kepercayaan terhadap takjil yang dijual di pasar saat ini.