PARBOABOA, Jakarta - Setelah perang selama lebih dari tujuh pekan, akhrinya kelompok militan Hamas dan militer Israel (IDF) sepakat untuk gencatan sejata selama empat hari.
Keputusan bersama yang dimediasi Qatar dan Mesir itu berlaku dari Jumat (24/11/2023) pagi pukul 07.00 waktu setempat.
Gencatan senjata ini secara komprehensif berlaku di Gaza utara dan selatan.
Mesir mengatakan, sebanyak 130.000 liter solar dan empat truk gas akan dikirim setiap hari ke Gaza ketika gencatan senjata dimulai.
Selain itu, sebanyak 200 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari.
Gencatan senjata ini juga telah dikonfirmasi oleh Hamas melalui saluran Telegramnya. Mereka menyatakan, perlawanan dari pasukan Hamas akan berhenti selama gencatan senjata tersebut.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengatakan, pasukannya akan tetap berada di belakang garis gencatan senjata di Gaza, tanpa memberikan rincian mengenai posisinya.
Eskalasi Perang Jelang Gencatan Senjata
Menjelang gencatan senjata, pertempuran justru berlanjut dengan intensitas yang lebih besar dari biasanya pada Kamis (23/11/2023).
Jet Israel menghantam lebih dari 300 sasaran. Tentara juga terlibat dalam pertempuran sengit di sekitar kamp pengungsi Jabalia di utara Kota Gaza.
Seorang juru bicara militer mengatakan, operasi akan terus berlanjut sampai pasukan menerima perintah untuk berhenti.
Sementara itu, pejabat kesehatan Gaza menyebut Rumah sakit Indonesia (RSI) terguncang akibat pemboman tanpa henti.
Para petugas medis tetap berupaya melakukan tugas meski tanpa penerangan.
Selain itu, di setiap sudut rumah sakit juga dipenuhi oleh orang-orang tua dan anak-anak yang terbaring di tempat tidur.
Kondisi ini memicu kekhawatiran internasional terhadap nasib rumah sakit, terutama di bagian utara Gaza. Pasalnya, semua fasilitas medis berhenti berfungsi karena pasien, staf, dan pengungsi terjebak di dalamnya.
Israel menuduh pejuang Hamas menggunakan perumahan dan bangunan sipil lainnya, termasuk rumah sakit, sebagai perlindungan. Namun tuduhan itu telah dibantah oleh Hamas.
Gencatan Senjata Diikuti Pembebasan Sandera
Dalam gencatan senjata antara Hamas dan IDF, juga disepakati adanya pembebasan para sandera.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari pada hari Kamis mengatakan, gelombang pertama pembebasan sandera akan dilakuakn pada Jumat pukul 04.00 sore waktu setempat.
Selain itu, warga Palestina juga akan dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Ansari menyebut, kelompok pertama yang akan dibebaskan sebanyak 13 perempuan dan anak-anak.
Jika ada sekelompok sandera dari keluarga yang sama, mereka akan dibebaskan bersama-sama pada gelombang pertama ini.
Total diperkirakan akan ada 50 sandera yang akan dibebaskan oleh militan Hamas selama empat hari gencatan senjata.
Sebagai imbalan, sebanyak 150 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Sebelumnya, Israel mengatakan, gencatan senjata bisa bertahan lebih dari empat hari, asalkan militan membebaskan setidaknya 10 sandera per hari.