parboaboa

Turunnya Harga Beras Bikin Sumut Deflasi

Fika | Ekonomi | 03-05-2024

Suasana di pasar tradisional Simpang Pemda, Medan di mana harga beras sudah mulai turun sejak bulan April lalu. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Sumatera Utara mengalami deflasi sebesar 0,04% pada April 2024 secara bulanan (month to month). Komoditas beras memberikan andil terbesar dalam menghasilkan deflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut), Nurul Hasanudin mengatakan dengan adanya deflasi di Sumut berarti harga kebutuhan masyarakat relatif terkendali. “Sedangkan nasional mengalami inflasi 0,25 persen secara month to month,” ujarnya, kepada PARBOABOA, Jumat (03/05/2024).

Nurul Hasanudin menjelaskan, pada April 2024 secara month to month, beras di Sumut mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Sumber deflasi beras tertinggi berada di Kabupaten Labuhanbatu dengan angka sebesar 0,22 persen.

Sementara itu, berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata beras di Sumut pada bulan April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2024.

Diketahui, pada bulan April 2024, harga rata-rata beras medium di Sumut Rp13.470 per kilogram. Sedangkan pada bulan Maret 2024 harga beras sebesar Rp 14.030 per kilogram.

Sama halnya dengan beras premium yang pada bulan April 2024 dijual dengan harga Rp 14.570 per kilogram. Pada bulan Maret 2024 harga beras premium berada di angka Rp15.400 per kilogram.

Walau begitu, harga beras medium dan premium itu masih lebih mahal dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yaitu masing-masing 11.500 rupiah per kilogram dan 14.400 rupiah per kilogram.

Nurul Hasanudin menjelaskan, meskipun pada bulan April 2024 Sumatera Utara mengalami deflasi akan tetapi secara year to year terjadi inflasi sebesar 3,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,59.  

“Secara year to year (tahunan) harga beras mengalami inflasi 0,58 persen pada April 2024. Itu yang memberi andil tertinggi untuk inflasi year to year Sumut,” jelas Nurul.

Namun, secara month to month pada April 2024, deflasi beras bukan yang tertinggi di Sumut.

Komoditas lainnya yang menyumbang deflasi terbesar di Sumut selain beras pada bulan April 2024 adalah cabai merah dengan angka 0,39 persen, tomat 0,10 persen, cabai rawit 0,09 persen, daging ayam ras 0,05 persen. Telur ayam dan ikan kembung juga menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen.

Selain deflasi, Nurul Hasanudin memaparkan, ada juga komoditas lain yang merasakan inflasi yaitu bawang merah sebesar 0,22 persen, emas perhiasan 0,08 persen, tarif angkutan udara 0,07 persen, ikan lele 0,04 persen dan udang basah 0,03 persen.

Sementara itu, inflasi tahun kalender di Sumatera Utara pada April 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 1,49 persen. Inflasi year on year menurut Nurul Hasanudin terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran.

Adapun kelompok pengeluaran itu antara lain makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,86 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,21 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,55 persen.

Pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,24 persen. Kelompok kesehatan sebesar 1,08 persen, transportasi 1,24 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.

Begitu juga dengan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya menyumbang inflasi sebesar 1,63 persen, pendidikan 1,54 persen, penyediaan makanan dan minuman atau restoran 1,75 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,22 persen.

Dari seluruh Kabupaten Kota di Sumut, Labuhanbatu menyumbang inflasi terbesar di angka 5,78 persen dengan IHK sebesar 110,41.

Sedangkan inflasi terendah dari seluruh Kabupaten Kota di Sumut berada di Deli Serdang di angka sebesar 3,42 persen dengan IHK 106,07.

Editor : Fika

Tag : #deflasi    #inflasi    #beras    #komoditas   

BACA JUGA

BERITA TERBARU